'Lion': Menelusuri Bumi Mencari Asal Usul

Jakarta - Memori adalah hal yang paling aneh sekaligus menakjubkan. Bagaimana cara manusia mengolah kejadian menjadi sebuah data adalah hal yang sungguh ajaib. Lewat 'Lion', Anda akan menyaksikan bagaimana seorang anak manusia mencari identitas, masa lalu, dan rumahnya menggunakan memori dan Google Earth dalam sebuah tontonan yang menguras air mata.

Diadaptasi dari kisah nyata, 'Lion' menceritakan tentang seorang anak kecil bernama Saroo (Sunny Pawar) yang tinggal bersama kakak dan ibunya di sebuah daerah bernama Khandwa di India. Bersama kakaknya, Guddu (Abhishek Bharate), Saroo mencuri batubara untuk ditukarkan dengan bahan makanan. Suatu hari, Saroo ketiduran di stasiun. Ketika bangun, ia tak menemukan kakaknya. Mengira sang kakak ada di kereta, Saroo pun naik ke kereta.

Saroo kemudian sampai di kota asing. Tidak mengerti bahasa di tempat itu, Saroo terombang-ambing dan mengadapi berbagai macam hal. Sampai akhirnya ia diadopsi oleh sepasang suami-istri.

Dua puluh tahun kemudian, Saroo (Dev Patel) tinggal di Melbourne. Di sana ia menjalin hubungan dengan gadis dari Amerika bernama Lucy (Rooney Mara). Di sebuah jamuan makan, Saroo menikmati makanan yang familiar yang mengingatkannya pada masa kecilnya. Saroo pun memutuskan untuk mencari asal usulnya dengan Google Earth. Dan, perjalanan pun dimulai.
'
Lion' bukanlah film yang luar biasa secara tema. Kita sudah melihat drama seperti ini sebelumnya, baik kisah nyata maupun tidak. Yang membedakannya, 'Lion' dibuat dengan apik. Skrip Luke Davies, yang mengadaptasi dari biografi Saroo Brierly berjudul 'A Long Way Home', berjalan dengan mulus. Pengenalan karakternya efektif, karakterisasi tokoh utamanya jelas dan eksploitasi dramanya berhasil.

Davies yang menggulirkan 'Lion' melalui mata Saroo tidak pernah pernah lepas fokus, sehingga penonton dengan mudah lekat dengan sosok ini. Skrip yang mantap tersebut kemudian dieksekusi dengan jempolan oleh sutradara Garth Davis. Meskipun plot 'Lion' gampang tertebak, Davis tetap terampil dalam mengatur tempo. Dramanya berjalan dengan efektif sehingga ketika mencapai ending, mata Anda akan dibanjiri dengan air mata.

Davies paham betul bagaimana cara mengeksploitasi rasa rindu anak terhadap rumah dan ibunya, sehingga perjalanan Saroo di ending film terasa begitu penuh kemenangan.

'Lion' tidak akan tampil sememikat itu tanpa penampilan apik dari aktor-aktornya. Dev Patel yang memulai kariernya lewat serial drama remaja di televisi 'Skins' (2006), memang selama ini kebanyakan berperan sebagai kutu buku atau sosok cerdas seperti dalam 'Slumdog Millionaire', dan serial HBO 'The Newsroom'. Dalam 'Lion', Patel diberikan lebih banyak daging untuk menunjukkan sisi rapuhnya. Dan, ia berhasil menunjukkan kerapuhannya lewat sorot mata.

Tidak heran jika penampilannya masuk nominasi Oscar. Anda bisa melihat kepedihannya hanya dari sorot matanya. Nicole Kidman sebagai ibu asuh Saroo juga memberikan penampilan yang spesial. Ini mungkin peran Kidman yang paling memikat selama beberapa tahun terakhir. Kidman sanggup menampilkan sosok ibu yang manusiawi. Tapi, juara dari 'Lion' adalah aktor cilik Sunny Pawar. Ia sanggup membawa kita ke sebuah perjalanan roller coaster penuh drama. Aksinya mengingatkan kita akan Jacob Tremblay dalam 'Room'.

Satu-satunya kekurangan 'Lion' mungkin adalah kemanipulatifannya. Pembuatnya tahu bahwa cerita ini mudah untuk dieksploitasi. Dan, fakta bahwa kisah ini diangkat dari kisah nyata semakin membuat 'Lion' tampak sangar. Tapi, melihat bagaimana film ini dibuat dengan begitu asik, 'Lion' menjadi tontonan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)