'Salawaku': Perjalanan, Pencarian, dan Eksotisme Pulau Seram

'Salawaku': Perjalanan, Pencarian, dan Eksotisme Pulau Seram

Masyaril Ahmad - detikHot
Jumat, 24 Feb 2017 11:32 WIB
Foto: kamala media cipta
Jakarta - Menonton 'Salawaku' di musim hujan ini rasanya seperti tiba-tiba berada di sebuah liburan musim panas yang panjang, ditemani pemandangan sekumpulan burung-burung laut yang terbang berkelompok di sore hari, dengan deburan ombak jernih kecilnya yang berwarna kristal, dan matahari yang terbenam malu-malu di balik bukit menanti datangnya hari gelap yang tenang. Seperti film-film yang mengeksplorasi gambar indah pemandangan Indonesia, Pulau Seram yang terletak di Kepulauan Maluku juga ternyata mempunyai potensi dan eksotisme alam yang kaya, sembari mencoba mengantarkan makna kisah hidup yang katanya cuma tentang meninggalkan dan ditinggalkan.

Debut film karya sutradara Pritagita Arianegara ini akan mengajak Anda bersantai sejenak memaknai kisah perjalanan seorang bocah kecil pesisir pantai yang berani mengambil risiko meninggalkan kampungnya demi mencari kakak tersayangnya, bertemu dengan teman baru di perjalanan yang kemudian ikut berpetualang sambil menikmati pesona keindahan Indonesia Timur yang tak ada matinya untuk selalu dijelajahi.

Pulau Seram memang menjadi primadona di film ini sekaligus menjadi saksi kisah perjalanan seorang bocah bernama Salawaku (Elko Kastanya) pergi mencari kakaknya, Binaiya (Raihaanun) yang lari meninggalkan kampungnya ke kota Piru. Sehari-hari Salawaku memang seperti anak laki-laki pesisir pantai pada umumnya, sesekali berkelahi di sekolah hingga dilerai oleh gurunya, pergi memancing di dermaga sepulang sekolah dan kadang juga terjun bebas dari atas tebing pantai untuk berburu ikan-ikan laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak kakaknya kabur dari rumah, Salawaku hanya tinggal seorang diri tanpa ibu dan tanpa bapak. Misi satu-satunya yang dipikirkanya saat ini adalah menemukan kakaknya kembali, dan mengajaknya pulang ke rumah. Meski tak mudah, Salawaku tetap melakukannya. Dengan berbekal rantang rotan kecil berisi ikan bakar dan pisang rebus ia nekad pergi, mengayuh perahu kecil mengarungi pulau-pulau kecil yang mengitari kampungnya halamannya dengan harapan akan segera bertemu dengan sang kakak.

Di awal perjalanan, Salawaku bertemu dengan Saras (Karina Salim), turis lokal dari Jakarta yang terdampar di sebuah pulau pasir putih. Seperti mengingatkan tentang kakak perempuannya, kemudian diketahui bahwa Saras juga sedang menyimpan kekecewaan, berlibur ke Pulau Seram untuk melupakan kekasihnya. Selain Saras, di perjalanan Salawaku juga bertemu dengan Kawanua (J-Flow), seorang pemuda anak upulatu (kepala adat) yang sengaja menyusul Salawaku untuk ikut membantu mengantarnya ke kota Piru, tempat kakaknya pernah singgah.

Seperti keluarga kecil, mereka menikmati perjalanan bersama melewati dermaga-dermaga, sesekali istirahat di pinggir pantai sambil bakar ikan dan melihat matahari terbenam. Siang harinya merek menumpang mobil bak untuk segera sampai di kota tujuan akhir. Bumbu-bumbu ketertarikan antara Kawanua dan Saras pun tak terhindarkan terjadi, memperlambat perjalanan Salawaku yang ingin segera bertemu dengan kakaknya. Sesampainya di Piru, Salawaku akhirnya tahu alasan sebenarnya kenapa kakaknya kabur dari rumah hingga meninggalkannya seorang diri. Namun, setelah tahu semuanya, kisah kakak beradik itu pun diuji.

'Salawaku' sebenarnya termasuk dalam golongan film perjalanan (road movie). Sebuah road movie selain mengandalkan gambar indah artistik juga menuntut skrip yang kuat untuk memaknai arti perjalanan yang dikisahkannya, sekaligus menumbuhkan empati pada penontonnya.

'Sawalaku' memiliki cerita yang cukup kompleks. Premis seorang adik yang meninggalkan kampungnya demi menemukan kakaknya, ditambah dengan konflik teman seperjalanannya, Saras yang juga ingin mencoba melupakan kekecewaan pada asmara masa lalunya, sebenarnya sudah cukup berlapis untuk digali. Namun, skrip dan alur yang dibuatnya masih kurang begitu kuat untuk mengimbanginya sebagai sebuah film perjalanan yang penuh makna. Kisah 'Sawalaku' masih sebatas pada kisah perjalanan liburan santai biasa yang lebih menunjukkan tempat-tempat menarik di Pulau Seram.

Sebagai debutnya, Pritagita berhasil mengarahkan sudut-sudut kamera milik Faozan Rizal menangkap pesona alami keindahan Pulau Seram dengan sangat baik. Layaknya sebuah film perjalanan wisata sinematik, pemandangan indah seperti dermaga-dermaga pantai, perahu kecil yang berlayar di tengah laut, pasar tradisional, jalanan berbukit untuk mobil bak, dan air terjun jernih tertangkap dengan sangat indah dan mulus. Melihat pemandangan indah Pulau Seram serasa seperti liburan musim panas yang tak terlupakan.

Akting bocah kecil Elko Kastanya juga patut diapresiasi, mencuri perhatian untuk debut aktinya; ia tampil dengan maksimal mengimbangi kehadiran Raihaanun dan aktor lainnya. Kabar gembira bagi yang merindukan kehadiran Raihaanun sejak film 'Lovely Man' (2011), kehadirannya di film ini juga sangat layak untuk ditunggu. Raihaanun seperti biasanya berhasil mencuri perhatian dengan perannya yang kuat dan berkarakter. Kali ini ia berperan sebagai seorang kakak yang kabur dari kampung yang membawa sebuah aib dengan sangat baik. Bahkan, meski dalam diam mengayuh perahu kecilnya, kehadiran Raihaanun tetap memberikan pesona akting yang berkarakter.

Sebagai film perjalanan yang kurang begitu kuat pada pemaknaan alur cerita, 'Salawaku' tetap memberikan pesonanya sebagai film dengan gambar terbaik dan aktor yang mumpuni. Selain itu, bagi Anda traveler sejati maupun musiman, yang ingin mencoba menikmati eksotisme lain Pulau Seram, 'Salawaku' merupakan film yang wajib ditonton sebagai referensi dalam menyusun agenda liburan musim panas Anda selanjutnya.

Masyaril Ahmad penggemar film



(mmu/mmu)

Hide Ads