Melalui 'Remember The Flavor' Dyan Sunu Prastowo mengawali debutnya sebagai sutradara. Ditulis oleh Ratih Kumala (novelis yang antara lain melahirkan 'Gadis Kretek'), 'Remember the Flavor' berkisah tentang rasa dari sebuah hubungan cinta yang naif, perjuangan dan ambisi meraih mimpi. Serta, tentang sebuah pertemuan yang secara tiba-tiba kebetulan terjadi, meski kata pepatah mengatakan, tidak ada yang kebetulan di dunia ini.
Film dibuka dengan musik sendu lagu KLa Project yang legendaris, 'Yogyakarta' dan gambar menunjukkan atmosfer ramah khas kota tersebut, yang sibuk namun tetap berbudaya, dipenuhi oleh tukang becak yang membawa turis lokal dengan koper besarnya, di jalanan di sisi keraton. Lirik lagu yang dinyanyikan oleh Katon Bagaskara seolah mengingatkan suasana kota Jogja yang selalu hangat, yang tak pernah habis menyimpan cerita dan kenangan. Seperti cerita Melodi tentang mimpi dan kisah cintanya, yang membawanya selalu ingin kembali kota gudeg itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melodi mulai tenggelam dengan kisahnya. Ia mulai bercerita tentang mimpinya sebagai penyanyi yang ternyata susah untuk dicapai. Dari kecil ia sudah terbiasa melihat ibunya (Djenar Maesa Ayu) bernyanyi dari panggung ke panggung. Namun, saat ia merantau ke Jakarta sebagai penyanyi, segala audisi selalu gagal dilalui. Pahitnya menjadi penyanyi klub pun juga pernah Melodi rasakan saat ia tinggal di Jogja bersama ibunya. Suatu hari Melodi diterima bekerja untuk nyanyi di klub tempat bekas panggung ibunya. Alih-alih ingin meneruskan karier ibunya, konflik terjadi ketika mimpi Melodi menjadi penyanyi harus kandas karena tak direstui oleh sang ibu hingga membuatnya diusir dari rumah. Sang ibu yang seperti orangtua kuno pada umumnya lebih menginginkan Melodi untuk menjadi pekerja kantoran biasa.
Dalam masa-masa terpuruknya itu, untungnya ada Dimas (Tarra Budiman) teman dekatnya yang selalu menghibur Melodi. Dimas merupakan sahabat lama Melodi sejak SMP, kini ia mengelola kedai es krim kuno peninggalan kakeknya bersama bapaknya (Ferry Salim) dan satu pegawainya (Ence Bagus). Bersama Melodi juga, ia membawa kedai es krim kakeknya menjadi semakin modern dan diminati pembeli. Suatu hari mereka menciptakan sebuah es krim dengan varian rasa baru bernama pinacolada, namun sayangnya rasa es krim itu tak begitu dinikmati pembeli. Dimas berharap mungkin suatu saat akan ada yang membeli es krim rasa barunya itu.
Di sela-sela kedekatan Melodi dan Dimas, rasa cinta mereka pelan-pelan tumbuh. Tapi, Melodi terlalu naif untuk mengakui Dimas dan lebih memilih mewujudkan mimpinya sebagai penyanyi dan merantau ke Jakarta. Kini setelah 3 tahun di Jakarta dan meninggalkan Dimas, dalam perjalanannya kembali ke Jogjakarta, Melodi berharap semuanya masih sama seperti dulu. Namun, sayangnya panah takdir sudah berubah, dan Melodi harus menghadapi kenyataan itu.
Untuk debutnya, Sunu berhasil membawa kisah romansa milik Melodi menjadi lebih "nyeni" jika dibandingkan dengan kisah romansa lain yang sejenis. Suasana kota Jogja memang sudah sering dipakai di judul-judul FTV, namun Danu masih berhasil mengemasnya menjadi lebih sinematik. Adegan ketika ayah Dimas menceritakan masa lalunya tentang ibunya saat mengelola kedai es krim dibuat dengan sangat teatrikal, dengan dukungan pencahayaan yang pas, seolah seperti panggung pertunjukan seni yang membuat penonton terpukau. Sudut-sudut lain seperti kafe, Stasiun Lempunyangan, gerbong-gerbong kereta semua terekam dengan visual dan pecahayaan yang sangat baik.
Premis dan alur 'Remember the Flavor' sebenarnya menarik, kilas balik ke masa lalu, menceritakan kisah lewat dua orang asing yang baru berkenalan di sebuah kereta. Namun, sayangnya peran Sahira Anjani sebagai Melodi yang mestinya menggerakkan sebagian besar jalannya alur narasi kurang begitu maksimal dan meyakinkan. Karakternya sebagai penyanyi hanya menguap begitu saja seperti sekedar wacana, dan susah merebut simpati penonton —selain juga karena adegan Melodi nyanyi sedikit ditunjukkan. Hal itu malah jadi seperti inkonsistensi dengan karakter yang sengaja dibangun dari awal yang berambisi menjadi penyanyi.
Tokoh yang mencuri perhatian di film ini adalah kehadiran Djenar Maesa Ayu sebagai ibu Melodi. Djenar dengan sangat luwes memerankan sosok ibu yang nyeni, eksentrik, misterius, tegas tapi sebenarnya sayang dan peduli dengan anaknya. Karakter Djenar di sini juga sebenarnya kurang begitu menyakinkan sebagai penyanyi yang menginspirasi anaknya, tapi hal itu tertutupi oleh kualitas aktingnya yang mumpuni.
Dilihat dari judulnya, 'Remember the Flavor' memang terlihat ngepop. Tapi, film ini mempunyai sesuatu yaitu premis yang kuat, visual yang menawan dan sangat layak ditonton untuk mengisi sisa-sisa pertengahan bulan Februari Anda yang penuh cinta. Apalagi bagi mereka yang selalu kangen suasana kota Jogja dengan visual menarik, setidaknya itu yang sedikit mengobati.
Masyaril Ahmad penggemar film (mmu/mmu)