'John Wick Chapter 2': Sekali Lagi, Aksi Balas Dendam yang Brutal dan Indah

'John Wick Chapter 2': Sekali Lagi, Aksi Balas Dendam yang Brutal dan Indah

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 10 Feb 2017 14:05 WIB
Foto: Thunder Road Pictures
Jakarta - John Wick (Keanu Reeves) masih menunjukkan kemampuannya dalam memukuli dan membunuhi orang bahkan ketika film belum berjalan lebih dari enam puluh detik. 'John Wick Chapter 2' tidak berlama-lama untuk memberi tahu bahwa sang karakter utama akan segera melakukan hal-hal gila yang menyenangkan dan membakar adrenalin penonton. Sang sutradara, Chad Stahelski, mengatur semuanya dengan presisi yang oke sehingga ketika John Wick mulai membunuhi orang, Anda akan berteriak kesenangan.

Setelah menikmati banjir darah gara-gara seorang idiot membunuh anjing pemberian almarhum istrinya, John Wick hanya menginginkan satu hal: ketenangan. Balas dendamnya sudah terbalas. Tidak ada yang ingin dia lakukan selain mengubur kembali semua peralatan perangnya, dan mungkin secangkir kopi. Tapi, ternyata tidak semudah itu. Gangster Italia bernama Santino D'Antonio (Riccardo Scamarcio) mendatangi Wick di rumahnya untuk meminta bantuan.

Tunggu sebentar. Meminta bantuan rasanya terlalu sopan. Santino D'Antonio sebenarnya "menagih utang". Wick sudah melakukan sumpah berdarah, secara harfiah, tapi kini ia dan harus melakukan apa yang Santino mau. Karena itu sudah kontraknya. Wick berusaha mengelak, namun kemudian Santino meledakkan rumahnya. Wick pun tak punya pilihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Santino rupanya menginginkan Wick untuk membunuh adiknya, Gianna (Claudia Gerini). Wick tidak berusaha terlalu keras untuk tahu, kenapa Santino menginginkan saudarinya mati. Santino hanya menginginkan kekuasaan yang menurutnya adalah haknya. Dan, begitulah. Wick pergi ke Roma untuk menghabisi adik Santino. Namun nyatanya, bahkan setelah misinya sudah diselesaikan dengan lunas, urusan John Wick belum selesai.

Sekarang, gilirannya untuk balas dendam. Sekali lagi.

'John Wick Chapter 2' hanya punya satu kekurangan, jika mau dibandingkan dengan film pertamanya. Film ini, meskipun penuh dengan adegan aksi tanpa henti, tidak bisa memberikan sensasi menyenangkan yang diperlihatkan film pertamanya: betapa serunya menyaksikan John Wick menghabisi orang tanpa emosi untuk pertama kalinya. Pertaruhan emosi yang disajikan pun jauh lebih menyenangkan untuk disaksikan, karena dalam film pertama, semuanya terasa personal. Stahelski memberikan alasan valid kenapa John Wick keluar dari pensiunnya.

Selebihnya, 'Chapter 2' ini adalah apapun yang Anda inginkan dalam sebuah film action brutal berdarah-darah. Derek Kolstad, penulis skripnya, mengembangkan kisah sederhana John Wick ke sebuah mitologi yang lebih besar. Sekarang kita jauh lebih mengenal horor masa lalu Wick, dan kenapa dia pensiun. Kita jadi lebih tahu tentang peraturan di dunia gangster dan tentu saja apa yang membuat itu semua menjadi berbahaya.

Di akhir film, Kolstad menaikkan tensi sehingga Wick berakhir dalam ketegangan yang di atas rata-rata, dan menjanjikan sekuel yang lebih thrilling.

Stahelski, mantan stunt coordinator untuk film-film Reeves, tahu bagaimana menata adegan pertarungan tidak hanya menjadi menegangkan, namun juga begitu cantik untuk diperhatikan. Adegan-adegan aksi nan brutal yang tak ada absennya itu kemudian dimaksimalkan ke dalam klimaks yang begitu indah. Kamera Dan Laustsen tahu ke mana mata kita harus melihat, dan cahaya neon-neon itu sungguhlah memabukkan.

Banyak orang bilang bahwa kualitas akting Keanu Reeves hanya terbatas tampak tangguh namun ganteng. Tapi, Anda tidak bisa menyangkal bahwa ia mempunyai pesona yang membius. Sebagai Wick, Reeves tidak hanya tahu bagaimana menyampaikan humor garing namun juga ahlian bertarung. Reeves benar-benar meyakinkan untuk menjadi seorang agen rusuh.

Dengan musik hingar bingar yang memekakkan telinga, setiap peluru, desingan besi yang bertabrakan dan retaknya tulang-tulang yang kencang, 'John Wick Chapter 2' adalah hadiah buat Anda yang menyenangi sebuah film aksi yang benar-benar mendidihkan api di dalam diri Anda. Melihat bagaimana kolaborasi Stahelski dan Reeves berjalan, 'Chapter 3' menjadi jilid yang patut kita nantikan.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta. (mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads