'Why Him?': Komedi Bapak-Anak Penghibur Penat

'Why Him?': Komedi Bapak-Anak Penghibur Penat

Candra Aditya - detikHot
Kamis, 05 Jan 2017 11:50 WIB
Foto: 21century fox
Jakarta - Bryan Cranston dan James Franco bermain sebagai calon mertua kaku dan calon menantu bejat dalam komedi dewasa bernuansa liburan yang diberi judul 'Why Him?'. Premisnya mirip dengan 'Meet The Parents' yang dirilis lebih dari satu dekade lalu. Seorang bapak kaku, Ned (Cranston, setelah lelah menjadi antihero yang dicintai semua umat dalam serial terkenal 'Breaking Bad'), mencoba untuk menerima dan menentang calon mantunya, miliuner teknologi bernama Laird Mayhew (Franco, yang semakin menyelami peran-peran jadi orang gila).

Tidak ada yang baru dalam garapan sutradara John Hamburg ini. Yang membedakannya dengan 'Meet The Parents' adalah pembuatnya menyuntikkan bumbu-bumbu milenial yang membuatnya menjadi kekinian. Ada Steve Aoki di acara pesta, penampilan cameo Adam DeVine sebagai seorang tech yang rupanya mempunyai fetish seks yang agak menjijikkan, sampai kehadiran Siri KW bernama Justine (disuarakan oleh Kaley Cuoco, pemain sitkom terkenal 'The Big Bang Theory').

Sebagai sebuah komedi dewasa, film ini tidak menawarkan sesuatu yang "mind-blowing" seperti yang dipertontonkan oleh komedi-komedi dewasa sejenis. 'Bad Moms', '21 Jump Street', 'Horrible Bosses' berpegangan pada aksi-aksi gila yang tak kenal moral untuk menjadikan adegan komedi mereka bombastis. Film-film produksi Apatow mengeksploitasi penggunaaan kata kasar untuk menjadikannya tidak hanya lucu namun juga realistis. 'Why Him?' menggunakan rating dewasa untuk mengeksploitasi karakter Laird yang memang aneh dan ajaib. Secara inti, komedi ugal-ugalan dan penggunaan kata kasar dalam film ini hanyalah pancingan. Film ini sesungguhnya sebuah film drama keluarga yang cukup "menye".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

James Franco yang sudah sering bermain film komedi ugal-ugalan—'Pineapple Express', 'This Is The End', 'The Interview'—berhasil membuat karakter Laird menjadi manusiawi. Dia memang manusia yang bodoh dan tolol, tapi Franco berhasil memberinya cukup jiwa sehingga penonton akan mudah memaafkannya.

Sama halnya dengan Bryan Cranston. Karakternya bisa saja menjadi "party pooper" yang membuatnya menjadi tokoh yang sangat tidak disukai. Namun, Cranston bisa membuat Ned menjadi realistis. Dia hanya seorang lelaki yang sudah sepuh yang merusaha keras memahami dunia yang sudah tidak dikenalinya. Dunia sudah berubah menjadi digital dan dia adalah pria yang masih ngotot hidup dengan cara analog. Sebagai aktor yang berpengalaman—Cranston sudah hapal dengan ini berkat 'Malcolm In The Middle'—ia fasih menampilkan mimik muka jijik atau canggung.

Dalam sisi komedi, Hamburg menyia-nyiakan potensi Megan Mulally. Sebagai veteran komedi—meraih Emmy lewat penampilannya yang sensasional sebagai Karen Walker dalam sitkom legendaris 'Will and Grace'—Mulally amatlah sangat disia-siakan di sini. Namun dalam meramu drama, Hamburg cukup kompeten. Ketika film ini mulai menjadi sebuah drama keluarga yang serius, semua kegilaan yang ada jadi bisa dimaafkan.
'Why Him?' juga sadar bahwa dirinya tidak mencoba menawarkan cerita yang baru dalam genre bapak-anak yang tidak rukun. Tapi ada beberapa kehangatan dalam film ini yang mungkin bisa menghibur Anda jika Anda penat dengan kesibukan sehari-hari.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta. (mmu/mmu)

Hide Ads