'Your Name': Anime Romantis tentang Mimpi dan Pertemuan Masa Lalu

'Your Name': Anime Romantis tentang Mimpi dan Pertemuan Masa Lalu

Masyaril Ahmad - detikHot
Kamis, 08 Des 2016 16:08 WIB
Foto: Comix Wave
Jakarta - Bagaimana mungkin perkenalan dua anak SMA yang berbeda tempat dan latar belakang terjadi hanya melalui sebuah mimpi, bertukar raga dan kemudian menyelamatkan kota? Di tangan Makoto Shinkai semuanya mungkin saja terjadi. Tidak ada yang tak mungkin, dan semua masuk akal bagi sutradara, penulis dan animator terbaik asal Jepang, Makoto Shinkai. Jangankan hanya soal pertukaran tubuh, Shinkai bisa menyulap bunga sakura yang berguguran di jalanan kota Tokyo menjadi sebuah karya anime yang magis dan hidup. Diproduksi oleh CoMix Wave Films yang dirilis pada Agustus lalu dan menjadi box office di Jepang, 'Your Name' menandai kembalinya Shinkai dengan ciri khasnya sutradara anime, merajut kisah fantasi romantis melalui pencarian jati diri, mimpi dan pertemuan masa lalu.

Kita tidak mungkin lupa dengan drama anime romantis karya Shinkai paling fenomenal seperti '5 Centimeters Per Seconds' (2007) yang berhasil menghanyutkan emosi dan meninggalkan puing-puing kegaulauan melalui perjalanan cinta Takaki bersama teman tercinta masa kecilnya, Akari. Atau, petualangan fantasi seorang anak bernama Asuna bersama gurunya, Morisaki menjelajah alam barzah bernama Agartha untuk bertemu dengan orang-orang terkasih yang sudah meninggal di 'Children Who Chase Lost Voices' (2011). Kini, bagaimana jika sebuah cerita baru hadir dari perpaduan roman '5 Centimeters Per Second' dan petualangan 'Children Who Chase Lost Voices'? Maka, 'Your Name' adalah jawabannya.

Dikisahkan, Taki (Ryunosuke Kamiki) dan Mitsuha (Mone Kamishiraishi) adalah dua anak SMA yang datang dari latar belakang dan tempat yang berbeda. Taki, anak SMA tampan yang tinggal di Tokyo bersama ayahnya, terbiasa dengan kehidupan kota yang sibuk, nongkrong di kafe bersama teman-teman selepas pulang sekolah, kemudian juga bekerja 'part time' di sebuah restauran Italia. Di sisi lain, ada Mitsuha, seorang gadis yang hanya tinggal bersama adik dan neneknya di sebuah desa bernama Itomori, dekat dengan danau indah dengan nama yang sama. Berbeda dengan Tokyo, di Itomori kebudayaan orang Miyamizu masih sangat kental terasa, seperti filosofi mengikat benang bernama musubi dan ritual membuat sake dengan cara mengunyah bernama kuchikamizake.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kereta di Itomori juga hanya lewat dua jam sekali. Tidak ada toko buku, tidak ada kafe dan matahari hanya menyelinap sebentar. Karena itulah, suatu hari, Mitsuha berteriak kepada semesta agar di kehidupan selanjutnya ia menjadi cowok tampan yang tinggal di Tokyo. Aneh tapi nyata, doa itu pun terkabul. Pada suatu malam, melalui mimpi-mimpi saat mereka tidur, Taki dan Mitsuha bangun dengan raga yang tertukar, dan kemudian akhirnya mereka harus terbiasa mempelajari cara hidup masing-masing dengan raga yang baru, hingga akhirnya pertukaran itu pun mengantarkan mereka pada sebuah pertemuan yang sebenarnya untuk menyelamatkan seisi desa.

Bagi penggemar karya-karya Makoto Shinkai, pasti sudah tidak asing dengan visual-visual anime indah yang dibuatnya tentang alam semesta, roket, bintang-bintang, dan bulan di sebuah bukit dengan rumput panjang yang tertiup angin. Ya, Shinkai memang selalu menghadirkan tokoh-tokoh filosofis yang seperti sedang mencari jati diri yang hilang di atas langit dan kemudian membuat kita merenung sejenak. Tokoh-tokoh anime dari Shinkai selalu mempertanyakan masa depan; lebih dari itu ia mengemasnya dengan kisah-kisah romantis yang tidak berlebihan tapi sangat berkesan.

Di '5 Centimeters Per Seconds' misalnya, Shinkai mampu memberikan kisah manis melalui pertemuan-pertemuan masa lalunya bersama Akira, teman tercinta masa kecilnya. Dengan visual dan skrip yang kuat, '5 Centimeters Per Second' berhasil menghanyutkan emosi tentang bagaimana pengorbanan hubungan jarak jauh yang terpisah oleh rel-rel kereta. Di sana, kita juga bisa merasakan bagaimana visual anime hebat Shinkai yang menggambarkan badai salju dengan sempurna hingga rasanya seperti menggigil masuk ke tulang. Di 'Children Who Chase The Lost Voices' juga sama, kita seperti diajak berpetualang ke sebuah negeri asing di bawah dunia bernama Agartha dengan mahluk-mahluk aneh. Di sana, tokoh-tokoh digambarkan melalui orang-orang kecewa yang berusaha menemukan kembali cinta kasihnya yang telah hilang.

Di 'The Garden of Words' (2013) kita juga seperti ikut menyelam bersama cerita dua tokoh berbeda usia yang saling berbagi pengalaman di sebuah taman kota yang basah oleh hujan. Kini, di 'Your Name' Shinkai kembali merangkai kisah terbaiknya dengan mengeksplorasi simbol-simbol yang sudah menjadi "sidik jari"-nya, seperti pencarian jati diri, penemuan makna cinta dan alam semesta yang dikemas dengan visual anime yang tak kalah memukau. Skrip yang ditulis dengan rapi oleh Shinkai sendiri memperkenalkan karakternya satu per satu. Gaya dialog seperti 'dual monologue' yang saling bersahutan merangkai kalimat dengan sempurna; menghubungkan dua sosok yang terentang jarak. Tak hanya romantis, tapi juga diselingi dengan kelucuan.

Musik indah karya band J-Rock Radwimps semakin membuat 'Your Name' menguras emosi. Nada-nada piano yang kadang ceria dan kadang lirih menemani dari awal hingga akhir film. Lagu-lagu soundtrack Radwimps seperti 'Sparkle' dan 'Nandamonaiya' terasa lembut mengalun, merdu, membawa tema tersendiri.

Rasanya 3 tahun penantian setelah 'The Garden of Words' terbayar sudah dengan visual dan cerita yang kuat yang dihadirkan oleh Makoto Shinkai melalui karya terbarunya ini. Setelah menontonnya, jika ada rezeki dan kesempatan, Anda bisa mengunjungi Danau Suwa di Jepang, yang menjadi inspirasi saat Shinkai berfantasi tentang Desa Itomori. 'Your Name' hanya diputar di jaringan bioskop CGV Blitz dan Cinemaxx.

Masyaril Ahmad
penggemar film


(mmu/mmu)

Hide Ads