'Fantastic Beasts and Where to Find Them': Koper yang Tertukar dan Dunia Sihir Pra Harry Potter

'Fantastic Beasts and Where to Find Them': Koper yang Tertukar dan Dunia Sihir Pra Harry Potter

Candra Aditya - detikHot
Senin, 21 Nov 2016 13:05 WIB
Foto: IMDB
Jakarta - 1926, New York kedatangan seorang penyihir dari Inggris bernama Newt Scamander (Eddie Redmayne). Dengan koper kulitnya, pria itu tampak begitu posesif dengan benda tersebut. Sampai akhirnya koper itu tertukar dengan koper milik seorang "No-Maj" (non-penyihir, kata ganti Muggle untuk warga Amerika) bernama Jacob Kowalski (Dan Fogler). Scamander mulai panik karena di dalam kopernya tersimpan berbagai macam makhluk gaib yang ia lestarikan agar tidak disakiti manusia.

Tina Goldstein (Katherine Waterston), mantan Auror, menangkap Scamander karena dia telah melanggar begitu banyak peraturan yang sudah dibuat oleh Kementerian Sihir Amerika. Di sana, Tina tidak digubris. Kementerian lebih tertarik untuk menjaga kerahasiaan tentang keberadaan para penyihir daripada meladeni mantan Auror tersebut.

Sementara itu, ekstremis antipenyihir yang dipimpin oleh Mary Lou (Samantha Morton) makin berusaha keras untuk memberikan informasi kepada siapapun bahwa penyihir adalah makhluk paling jahat. Namun, salah satu petinggi di Kementerian Sihir Amerika, Graves (Colin Farrell) berusaha meyakinkan salah satu anak asuh Mary Lou, Credence (Ezra Miller) bahwa ada anak asuh Mary yang mempunyai kekuatan menakjubkan, sehingga perlu diawasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Scamander dan kawan-kawan bisa saja sibuk mencari binatang-binatang gaib yang lolos dari koper ajaib yang tertukar itu. Tapi, mereka tidak sadar adanya kekuatan gelap yang sedang menyelimuti New York dan siap menerjang mereka.

J. K. Rowling akhirnya kembali untuk mengantarkan kita ke dunia gaib ciptaannya setelah serial 'Harry Potter' ditutup beberapa tahun lalu. Bukan melanjutkan kisah bocah penyihir seperti yang dilakukan oleh sandiwara panggung berjudul 'Harry Potter and the Cursed Child', kali ini ia mengajak penggemarnya untuk melihat bagaimana dunia sihir bekerja di era sebelum Harry Potter dilahirkan, di sebuah dunia yang lain pula.

Skrip yang ditulis Rowling sendiri—dalam karya pertamanya sebagai penulis skrip—cukup membangkitkan memori menyenangkan tentang dunia kaum penyihir yang telah menjadi andalan fantasinya. Meskipun begitu, Rowling sadar benar bahwa dunia yang kini dia persembahkan bukan lagi dunia anak-anak. Karakter utamanya bukan lagi Harry, Ron dan Hermione.

Keempat karakter barunya kali ini tidak hanya berbeda dengan trio tersebut namun juga mempunyai masalah dewasa yang lebih "real" seperti percintaan, pekerjaan dan eksistensi. Dibandingkan dengan trio bocah penyihir di 'Harry Potter', keempat pemeram utama 'Fantastic Beasts and Where to Find Them' memang kurang seru. Namun, ini hanya masalah kebiasaan. Lama-lama, penonton juga akan naksir dengan keempat karakter tersebut.

Yang melemahkan film ini bukanlah pada karakterisasi tokoh-tokohnya. Melainkan pada kenyataan bahwa film ini dibuat sebagai pondasi awal sebuah seri baru. 'Fantastic Beasts and Where to Find Them' rencananya akan dibuat lima jilid, dan film ini dibuat sebagai eksposisi atas kelanjutan seri-serinya. Tidak heran jika semua konfliknya dibuat untuk memperkenalkan apapun yang akan mengawasi mereka selama beberapa film ke depan.

David Yates yang menyutradarai keempat film terakhir serial Harry Potter sudah tidak kaku untuk menjadi komandan film ini. Visual efeknya akan membuat Anda terpesona. Semua binatang-binatang gaib kreasi Rowling diterjemahkan dengan spektakuler di sini. Visual New York tahun 20-an, lengkap dengan klub jazz dan musiknya yang asyik, membuat film ini nampak lebih megah dari blockbuster yang sudah rilis sebelum-sebelumnya.

Ini memang dunia sihir, namun ini bukanlah dunia sihir yang selama ini kita kenal. Film ini tak hanya menarik bagi penggemar Harry Potter, namun juga bisa jadi potret untuk merefleksikan suasana politik sekarang.

Rowling yang aktif mengomentari perkembangan politik di dunia mungkin tidak menyangka Donald Trump akan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Namun, gambarannya terhadap dunia di film ini begitu mirip dengan dunia nyata; sebuah dunia tempat orang-orang tertentu masih diasingkan dan dikucilkan, seolah menohok dengan terpilihnya Trump yang terang-terangan akan memasang tembok di Meksiko atau akan meminta seluruh umat Muslim di Amerika untuk didaftarkan.

Anak-anak mungkin akan terkesima dengan dunia sihir dan binatang-binatang gaib yang menggemaskan, tapi penonton dewasa akan melihat tentang gambaran masa depan yang makin lama makin gelap.

'Fantastic Beasts and Where to Find Them' memang bukan karya terbaik Rowling. Tapi ini baru film pertama. Berdasarkan 'Harry Potter', kita semua tahu bahwa Rowling adalah ahli bercerita. Kita tidak pernah tahu apa yang ia persiapkan untuk kita di film berikutnya. Untuk sementara, ini adalah sebuah tontonan yang berhasil mengobati kerinduan kita akan nostalgia 'Harry Potter'.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Hide Ads