Terkenal dengan produksi film horornya seperti 'Rumah Kentang' (2012), 'Rumah Gurita' (2014), dan 'Tarot (2015)' Hitmaker Studios kali ini menghadirkan 'The Doll', film horor bertema boneka hantu dengan atmosfer mistis dari kota Bandung.
Dikerjakan oleh sutradara Rocky Soraya, film ini seperti menguak kembali cerita mistis lama yang konon pernah terjadi pada awal tahun 1980-an di Jalan Siliwangi, Bandung. Menurut cerita yang beredar, sesosok hantu gadis kecil kerap menampakkan dirinya di atas pohon di jalan itu sambil memegang boneka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sejak keberadaan si boneka di rumah, teror demi teror menghantui mereka. Diketahui oleh sang tetangga, Niken (Vitta Mariana) bahwa boneka itu bernama Ghawiah yang berarti jahat milik gadis kecil yang tewas mengenaskan dibantai oleh perampok.
Shandy Aulia dan Denny Sumargo yang sudah malang melintang berakting di berbagai film horor bersama Hitmaker Studios seperti '308' (2013) dan 'Mall Klender' (2014) dengan baik memberikan chemistry mereka sebagai pasangan suami-istri yang baru saja menikah dan hidup bahagia. Shandy Aulia juga mampu memberikan rasa ketakutan ketika dirinya mendapat serangan teror yang bertubu-tubi dari hantu boneka Ghawiah.
Yang cukup mencuri perhatian di film ini adalah kehadiran Laras (Sara Wijayanto) sebagai paranormal yang melakukan ritual pembersihan roh jahat. Sara yang dalam kesehariannya memang dikenal memiliki kemampuan melihat makhluk halus mampu dengan baik membawa peran Laras sebagai paranormal misterius yang membantu mengusir boneka Ghawiah.
Dengan durasi 104 menit, sayangnya, alur cerita 'The Doll' dibawa dengan buru-buru. Kita hanya punya sedikit kesempatan untuk mengenal karakter-karaternya dan merasakan ketegangan yang terjadi. Karakter Anya yang diceritakan sebagai pembuat boneka hanya menguap sesaat karena kita tidak dikenalkan lebih dekat, misalnya saat ia menggambar pola atau menjahit boneka-bonekanya.
Di bagian yang semestinya mencekam ketika si boneka Ghawiah melakukan aksi teror dengan meninggalkan tulisan tangan di dinding dan kertas juga terlupakan, karena tulisan terlalu bagus untuk ukuran tulisan tangan anak kecil. Mungkin teror akan lebih mencekam jika tulisan tangan ditulis dengan darah segar yang tertinggal di dinding-dinding kamar mandi.
Namun, latar rumah tua misterius dengan berbagai efek suara yang maksimal menjadi poin tambahan dalam film ini. Tata rumah diatur sedemikian rupa membawa atmosfer misteri tersendiri, seperti ketika kita melihat tangga dengan jendela kaca yang besar atau ruang-ruang gelap dan loteng. Seakan seperti terasa bahwa rumah itu memang berhantu.
Film seperti 'The Conjuring' dan 'Annabelle' memang memberikan pengaruh besar terhadap fenomena film horor di dunia saat ini. Pengaruh itu pun begitu terasa di film 'The Doll' yang naskahnya ditulis oleh Riheam Junianti ini. Dengan latar yang berbeda, pola cerita dan beberapa adegan filmnya bisa dibilang hampir sejenis.
Dari semuanya, 'The Doll' tetap memberikan hiburan horor yang pas di saat momen Halloween masih terasa bersama keluarga dan teman. Sepulang menonton, berdoalah agar boneka Ghawiah tidak berjalan menghantui kolong kamar Anda!
Masyaril Ahmad penggemar film
(mmu/mmu)