'Deadpool': Pahlawan Slebor yang Orisinal

'Deadpool': Pahlawan Slebor yang Orisinal

Candra Aditya - detikHot
Kamis, 11 Feb 2016 14:42 WIB
Deadpool: Pahlawan Slebor yang Orisinal
Jakarta - Wade Wilson adalah mantan tentara bayaran yang sekarang bekerja demi membela β€œmanusia-manusia yang tertindas”. Di balik sikapnya yang kasar dan bermulut nyinyir, dia mempunyai kemampuan bela diri yang akan membuat seorang pengantar pizza yang menguntitnya merinding ketakutan. Pertemuannya yang tak disengaja dengan Vanessa (Morena Baccarin, dari serial TV β€˜Homeland’) membuatnya menemukan arti cinta yang mengisi kehampaan hidupnya.

Tapi, seperti yang dibilang sendiri olehnya, kenyataan terkadang menyakitkan. Baru sebentar merasakan indahnya cinta, Wade Wilson mendapatkan vonis bahwa umurnya tidak panjang. Kanker menyerangnya. Dan, dia tentu tak ingin membuat Vanessa menderita. Jadi ketika ada orang yang menawarinya obat eksperimen untuk membuat seluruh kanker dalam tubuhnya musnah, Wade Wilson mengiyakannya. Sampai akhirnya ternyata dia mengetahui bahwa dirinya dijadikan kelinci percobaan oleh orang gila bernama Ajax (Ed Skrein, yang tempo hari menggantikan Jason Statham di β€˜The Transporter: Refueled’).

Kini, dengan bentuk yang lebih menyerupai β€œalpukat yang bercinta dengan alpukat yang lebih tua”, Wade Wilson terpaksa harus memakai kostum serba merah dan mengganti namanya menjadi Deadpool untuk membalaskan dendamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan bujet β€˜hanya' 58 juta dollar untuk produksi, β€˜Deadpool’ jelas kalah saing dengan banyak film superhero yang lain. Uang tersebut hanya bisa untuk membayar Robert Downey Jr. dalam penampilannya di film β€˜Avengers’. Namun, apa yang tak bisa dibeli dengan uang, ditukar dengan kreativitas yang sangat tinggi. β€˜Deadpool’ adalah film superhero yang sangatlah menghibur. Film yang ditujukan untuk penonton dewasa ini akan menghibur Anda dengan kekerasan yang berlebihan, karakter yang menawan dan humor kelas satu.

Film ini bisa jadi adalah film superhero paling lucu sejak β€˜Kick-Ass’. Bahkan tim aneh dari β€˜The Guardians of Galaxy’ tidak akan bisa mengalahkan betapa nyinyirnya seorang Wade Wilson. Skrip yang ditulis oleh Paul Wernick dan Rhett Reese cukup setia dengan karakter asli Deadpool dari komiknya. Deadpool versi film ini tidak seperti penampilannya yang agak basi dalam spin-off β€˜X-Men: Wolverine’. Deadpool di sini sangat sadar bahwa dia adalah sebuah film. Pembuatnya menentang semua konvensi film demi sebuah lelucon yang sangat berharga dan membungkusnya dalam kekerasan yang sangat berlebihan.

Adegan pembukanya saja sudah jelas menertawakan diri sendiri. Keputusan pembuatnya untuk membuat gebrakan seperti yang dilakukan karakter unik ini sesuai komiknya juga membuat film ini semakin otentik. Secara plot, Wernick dan Reese memang tidak menawarkan sesuatu yang baru. Tapi editing-nya yang sengaja dibuat maju mundur membuat pengenalan karakter Deadpool justru semakin pas. Tim Miller, sutradara yang juga bertanggung jawab atas pembukaan β€˜The Girl With The Dragon Tattoo’ karya David Fincher yang luar biasa keren itu, menggunakan warisan skrip Wernick dan Reese dengan hati-hati.

Semua adegan laganya, baik yang serius maupun yang humoris, semuanya dibuat dengan baik. Dengan bujet yang cukup minimalis―bahkan lebih rendah dari film Marvel yang paling murah, β€˜Ant-Man’―Miller ternyata sanggup membuat adegan-adegan aksi yang spektakuler. Baik itu di jalan tol maupun di klimaks film, semua aksi dalam film ini tetap tertata dengan baik.

Tapi, sebenarnnya kekuatan β€˜Deadpool’ bukanlah pada adegan aksi yang memuaskan itu. Kekuatan utama film ini adalah pada karakter utamanya yang memang β€œngocol” berat. Kolaborasinya dengan Ryan Reynolds terbukti membuat film ini menjadi unggul dibandingkan dengan banyak film superhero lainnya. Penampilan Reynolds yang tak tahu malu membuat film ini terlihat jauh lebih bermartabat bahkan jika dibandingkan dengan β€˜The Avengers: The Age of Ultron’. Reynolds yang memang mempunyai bakat untuk melontarkan kalimat-kalimat sarkas menjadi senjata utama film ini. Dialah alasan paten kenapa film ini menjadi begitu keren.

Chemistry-nya dengan Morena Baccarin, si sahabat yang diperankan dengan oke oleh komedian T. J. Miller, dan interaksinya dengan Ed Skrein atau Gina Carano sebagai Angel, juga membuktikan bahwa Reynolds begitu menikmati perannya sebagai pahlawan slebor satu ini. Saking cepatnya lelucon yang diucapkan Deadpool, kadang Anda butuh jeda waktu untuk menahan napas. Selucu itu memang film ini. Dan, seperti halnya film komedi yang keren, yang juga menjadi kekurangannya adalah Deadpool terlalu β€œself-centered". Tidak banyak orang akan bisa mengerti lelucon-lelucon yang tersebar di film ini jika Anda bukan penggemar film superhero atau penggemar film.

Kalau Anda tidak menonton filmnya Danny Boyle yang berjudul β€˜127 Hours’, misalnya, mungkin Anda tidak akan mengerti di mana letak lucunya, apa yang dilakukan Deadpool dalam filmnya. Tentu saja, itu bisa diabaikan di tengah keseruan yang akan Anda alami sepanjang 108 menit. β€˜Deadpool’ adalah contoh bagaimana cerita yang orisinal dibuat, dan aktor yang benar-benar berkomitmen. Kalau mereka tetap mempertahankan semua hal yang ada di film ini, Tim Miller dan Ryan Reynolds jelas memiliki masa depan yang cerah dengan franchise ini.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads