'Spectre': Misi James Bond yang (Selalu) Megah

'Spectre': Misi James Bond yang (Selalu) Megah

Adhie Ichsan - detikHot
Jumat, 06 Nov 2015 11:43 WIB
Jakarta -

Sutradara Sam Mendes membuka film ke-24 James Bond dengan adegan megah. Agen rahasia Inggris dengan kode 007 itu diceritakan sedang menjalankan misi ilegal di Meksiko saat festival Day of the Dead (DΓ­a de Muertos).

Lima menit pertama cukup bikin penasaran dan deg-degan. Bond yang bertemu dengan gadis eksotis Estrella (Stephanie Sigman), mengajaknya menyelinap ke kamar, tapi langsung meninggalkannya begitu saja di tempat tidur dan keluar melalui jendela.

Agen flamboyan kita lebih memilih merayap di atas gedung-gedung berwarna pastel dan berdebu (tentu saja dengan setelan jas mahalnya), dengan senjata dan alat penyadap. Bond sedang mencari petunjuk pesan rahasia yang ia terima dan menggiringnya pada tokoh Marco Sciarra, orang berpengaruh dalam organisasi berbahaya SPECTRE.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang terjadi selanjutnya, Bond bertanggung jawab pada porak-porandanya satu blok di kota tersebut, bergelut dalam helikopter seolah anak kecil yang bermain di kolam bola. Petunjuk berikutnya membawa Bond lebih dekat dengan SPECTRE dan hadirnya kejutan dari masa lalu.

Sementara itu, M (Ralph Fiennes) sedang berjuang di ranah politik untuk menyelamatkan M16 dan program 00 dari ancaman C (Andrew Scott) yang ingin melenyapkan organisasi intelejen yang dia sebut usang. Apalagi Bond, agen yang paling diandalkan sedang disorot karena perbuatannya di Meksiko.

Kok, plotnya agak-agak mirip dengan 'Mission: Impossible - Rogue Nation', ya? Sama seperti Ethant Hunt, Bond juga harus menyambangi Austria dan Maroko dalam upaya menyelidiki organisasi SPECTRE. Mungkin alasan itu pula yang membuat 'Mission Impossible' memajukan jadwal tayangnya lebih dulu dari 'Spectre'.

Sam Mendes berhasil menetapkan standar yang tinggi di 'Skyfall' bersama penulis skrip John Logan, Neal Purvis dan Robert Wade. Ia juga dibantu Jez Butterworth yang memberikan sentuhan keindahan artistik dan elemen dramatis pada properti film.



Mereka semua kembali menjadi tim inti yang bertanggung jawab pada misi penting sekaligus personal bagi James Bond. Dan Sam memulainya dengan "start" yang menarik, seperti suguhan makanan pembuka yang nikmat dalam acara makan malam resmi.

Begitu seru melihat kekacauan yang dibuat Bond, dan pertemuannya dengan satu tokoh ke tokoh lain. Dari janda cantik Lucia Sciarra (Monica Bellucci), Madeliene Swann (Lea Seydoux) yang memikat hingga pemimpin SPECTRE yang misterius, Ernst Stavro Blofeld (Christoph Waltz).



Tapi ketika masuk babak 'main course', indera perasa kita berhenti dibuat terkesan. Sajian cerita dan adegan yang disuguhkan Sam di pertengahan hingga ke akhir film bukannya tak menarik, hanya tidak terlalu mengesankan. Begitu banyak potensi atau bumbu-bumbu yang bisa membuat racikan Sam menjadi suguhan paling nikmat.

Anda yang sudah nonton 'Inglourious Basterds' (2009) garapan Quentin Tarantino, tentu merasakan betapa tokoh jenderal SS Hans Landa yang diperankan Christoph Waltz begitu mengerikan. Tatapannya membunuh, kata-katanya menusuk, dan gaya tertawanya yang mengejek bikin orang-orang di sekelilingnya pucat seperti melihat malaikat maut.

Nah, kesan seperti itu tak didapatkan ketika kita melihat Ernst Stavro Blofeld. Memang Ernest menunjukkan sikap misterius dan mengerikan dengan pembawaan kalem, tetapi skenario film ini tidak membuatnya mengeluarkan kengerian maksimal.

Satu lagi contoh tokoh jahat yang bisa begitu mengerikan, tapi terasa "mubazir" di 'Spectre'. Andrew Scott memiliki aura mematikan di serial 'Sherlock' sebagai Moriarty, hingga membuat Sherlock si jenius narsis begitu putus asa dan memilih 'mati', sebelum bangkit kembali. Namun lagi-lagi, Sam membuat karakter C seolah hanya menjadi rintangan biasa. Bahkan Lea Seydoux terasa lebih menarik di 'Mission: Impossible- Rogue Nation' dengan screen time yang lebih sedikit. Dave Bautista? Ah, dia hanya tukang pukul yang punya satu dialog dalam keseluruhan film.

'Spectre' disebut sebagai film James Bond termahal sepanjang masa dengan bujet US$ 250 juta. Maka tak heran jika Sam diberi kebebasan untuk menghancurkan puluhan mobil-mobil mewah senilai jutaan dolar, helikopter, pesawat hingga penggunaan 1.500 pemain figuran dalam satu adegan pembuka yang membutuhkan waktu pengambilan gambar 10 hari.

Dengan segala kemegahan di film ini, Sam Mendes seperti mengajak penonton makan malam di restoran paling fancy dengan appetizer yang begitu menarik. Namun, dari banyaknya menu yang dihidangkan (durasi film 148 menit) tak mampu menghidupkan selera makan dengan konsisten, dan lidah pun tak lagi bergoyang lincah.

(ich/mmu)

Hide Ads