'Rec 4: Apocalypse': Teror Terakhir Zombie di Tengah Laut

'Rec 4: Apocalypse': Teror Terakhir Zombie di Tengah Laut

- detikHot
Kamis, 22 Jan 2015 11:28 WIB
Jakarta -

'Paranormal Activity' boleh saja menyombongkan diri sebagai film yang kembali mempopulerkan teknik found footage dalam film horor setelah 'The Blair Witch Project' mengawalinya. Tapi, untuk urusan found footage horror khusus divisi zombie yang menegangkan, sineas Spanyol dengan '[Rec]' adalah juaranya. Muncul pertama pada 2007, Jaume Balagueró dan Paco Plaza membuat penonton ketakutan dengan teror yang sederhana.

Sekuelnya, '[Rec] 2' dirilis dua tahun kemudian dan masih berhasil mengeksplor lebih dalam lagi teror di apartemen yang sama. Filmax, rumah produksi di balik serial ini kemudian mengumumkan bahwa franchise ini akan berakhir di film keempat dengan dua sutradara yang akhirnya dipecah. Paco Plaza menyutradarai film ketiga yang diberi judul 'Rec 3: Génesis' yang mengambil setting di sebuah pesta perkawinan. Sedangkan Jaume Balagueró menyutradarai film keempat dan terakhir yang diberi tajuk 'Rec 4: Apocalypse'.

Dalam 'Rec 4: Apocalypse', Jaume Balagueró membawa kembali jagoan Angela Vidal (Manuela Velasco) ke sebuah teror di dalam kapal di tengah laut. Setelah kejadian di '[Rec] 2', Angela dibawa oleh sekelompok ilmuwan untuk diperiksa agar mereka bisa membuat obat penawar atas virus zombie. Daratan sudah mulai terkontaminasi dengan zombie liar, dan kini nasib dunia ada di tangan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serial 'Rec', kecuali yang ketiga, memang sederhana. Namun, pembuatnya begitu terampil untuk mengatur tensi ketegangan sehingga hasilnya maksimal. Berbeda dengan film zombie berbujet mahal seperti 'War World Z' atau bahkan serial 'Resident Evil', 'Rec' tidak terobsesi untuk menunjukkan landscape besar yang dipenuhi dengan manusia pemakan manusia lain. Efek claustrophobic itulah justru yang membuat serial ini menjadi berbeda.

Paco Plaza mencoba sesuatu yang berbeda dalam 'Rec 3: Génesys'; dia mencoba membawa zombie keluar dari zona aman. Dengan perubahan persepsi kamera, dari found footage ke konvensional, film tersebut sudah kehilangan pesonanya, terornya tak lagi menggigit. Juga, atraksi gore yang ditampilkan tidak membuat film tersebut menjadi menyeramkan.

Bagaimana dengan 'Rec 4: Apocalypse' yang dikomandani oleh Jaume Balagueró? Dengan setting di tengah kapal yang sedang berjalan di lautan yang buas, dia kembali berhasil menampilkan suasana menegangkan yang kuat. Aura claustrophobic yang menjadi karakter serial ini kembali muncul dan itu membuat film ini jauh lebih superior dibanding film sebelumnya. Memang, judul 'Rec' dalam film ini menipu mengingat filmnya bukan lagi dipersembahkan dalam bentuk found footage. Tapi, Jaume Balagueró tetap bisa membuat penonton menutup muka dengan tangan.

Salah satu contoh klasik yang bisa dilihat dalam 'Rec 4' adalah adegan awal ketika si koki Filipina (Christian Aquino) sedang memasak sendirian di dapur kapal. Adegannya sederhana dan memanfaatkan keheningan dapur. Dengan sound designer yang begitu mumpuni, Jaume Balagueró berhasil membuat adegan si koki diserang monyet yang sudah terinfeksi menjadi salah satu momen paling menegangkan sepanjang film.

Secara plot, film yang ditulis oleh Jaume Balagueró dan Manu Diez ini memang tidak menawarkan hal yang spesial. Kehadiran Angela Vidal sebagai heroine memang membuat filmnya jadi lebih percaya diri. Tapi, secara keseluruhan, teka-teki tentang "siapa sebenarnya yang terinfeksi" sudah dilakukan oleh banyak film. Hampir semua film zombie maupun alien pernah melakukannya. Walaupun, Manuela Velasco memang benar-benar mengeluarkan kekuatan terbaiknya untuk bersinar; ketakutan begitu jelas terbayang di matanya.

'Rec 4: Apocalypse' tidak akan bisa menandingi dua film pertama serial 'Rec' yang begitu cerdas menggabungkan unsur agama dan horor --seperti 'The Exorcist'. Tapi, dibandingkan film ketiga, film keempat ini berhasil menaruh martabat franchise 'Rec' ke tempatnya yang layak. Jika Anda butuh hiburan untuk berteriak seru di dalam kegelapan bioskop, film ini memang jawabannya. Hanya tayang di jaringan Blitz Megaplex dan Cinemaxx.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Hide Ads