'The Aviator': Ketika Masa Depan Mulai Lepas Landas
Rabu, 26 Jan 2005 09:24 WIB

Jakarta - Dengan detil yang menawan dan akting yang memukau film ini pantas disebut-disebut sebagai calon best pictures Oscar. Tapi sayang ceritanya kurang menyentuh emosi.Aviator berkisah tentang milyarder tahun 20-an, Howard Hughes. Selain sebagai produser film, Howard juga sangat terkenal sebagai produsen pesawat terbang. Di jajaran para pria bisa dikatakan ia termasuk yang paling sukses sifatnya yang ambisius, berani mengambil resiko dan gemar bermimpi. Dalam bermimpi Hughes juga tidak pernah setengah-setengah, langit adalah batasnya. Tidak seperti orang-orang lainnya, Howard tak sekedar bermimpi, tapi ia menciptakan mimpinya itu. Seperti tagline dalam film ini, "Some Men Dream the Future, He Built it". Dengan kesuksesannya itu Howard tentu digandgrungi banyak wanita, salah satunya adalah aktris legendaris Katherine Hepburn. Bagi yang tak banyak tahu tentang wanita yang pernah terpilih sebagai yang tercantik di dunia mungkin akan sedikit terkejut. Katherine Hepburn tak seanggun yang dibayangkan. Seperti wanita-wanita lain, ia agak cerewet dan sedikit cuek. Tapi itulah sifat sebenarnya dari Hepburn. Sebelum memerankan tokoh tersebut, Cate Blanchett telah diminta menonton 15 film pertama Hepburn untuk mempelajari segala tingkah laku dan gaya berbahasa.Sebelum Cate Blanchett tadinya aktris peraih Oscar Nicole Kidman yang dijadwalkan berperan. Namun karena jadwal syuting mundur, Nicole pun batal.Di luar kesempurnaannya, Hughes pastinya memiliki kekurangan. Ia sangat takut pada kuman. Bertukar sendok ataupun memegang gagang kamar mandi bukanlah kebiasaan yang akan ia lakukan. Ketakutan yang telah menjadi phobia ini berpengaruh pada kehidupannya sehari-hari. Setiap ia merasa gelisah dan ketakutan ia merasa harus membersihkan diri atau minimal mencuci tangan.Sutradara Martin Scrocese cukup pandai memainkan alur dalam film ini. Film yang berdurasi sekitar 3 jam itu tak terasa membosankan. Selain akting yang memukau, penonton akan dibuat takjub dengan setting tahun 20an dan 40an yang terasa sangat nyata. Mulai dari potongan rambut, musik, sampai corak gorden akan membuat penonton merasa nyaman di era puluhan tahun lalu itu. Namun sayang, wajah Leonardo DiCaprio kadang masih terkesan "modern". Sekedar informasi, awalnya produser film sempat memikirkan Jim Carrey untuk duduk di peran tersebut.Secara keseluruhan Scrocese mampu membuat film yang tak hanya sekedar biografi. Film yang penuh inspirasi ini akan membawa penonton era millenium menyadari kalau Howard Hughes adalah salah satu orang dibalik terciptanya masa depan ini. Termasuk juga yang bertanggung jawab terhadap hadirnya film-film berbau sensual.Film dengan setting tahun 20an sampai 40an ini memang akan selalu menghibur kita dengan berbagai detil dan setting yang khas masa itu. Para perempuan pasti senang melihat gaya rambut dan sepatu pada masa tersebut yang beberapa muncul kembali belakangan ini. Tapi sayang, walau film ini juga banyak menggambarkan konflik, kesedihan, bahkan kejatuhan Howard Hughes, penonton kurang terbawa emosinya. Tokoh Hughes yang sangat kuat membuat kita hanya bisa mengamatinya saja dan tidak terlalu mampu menimbulkan rasa memiliki ataupun keterlibatan emosional dengan sang Aviator. (fta/)