Memang tak semua anak-anak di tim U-19 ini mendapatkan porsi ceritanya masing-masing. Evan Dimas misalnya, yang paling tersohor di antara mereka, tak jadi tokoh sentral dan kita melihat keberadaannya hanya sepintas-sepintas saja. Di film ini Evan Dimas diperankan oleh pemeran Madun dalam sinetron terkenal 'Tendangan Si Madun' Yusuf Mahardika. Namun, tiga tokoh lainnya, Yazid (Gazza Zubizareta, 'Negeri 5 Menara'), Sahrul (Rendy Ahmad, 'Sang Pemimpi'), dan Yabes (Sumarlin Beta) memiliki cerita yang menarik untuk disaksikan. Pun sepak terjang Indra Sjafri (Mathias Muchus, 'Gending Sriwijaya', 'Hari Ini Pasti Menang') bersama tim pelatihnya juga tak kalah seru, terlebih untuk Anda yang menggemari sepak bola nasional.
Satu tema besar yang diangkat film ini bahwasanya mereka adalah tim underdog. Mereka anak-anak pelosok desa yang sebagian besar dari keluarga tak mampu secara ekonomi. Begitu pun coach Indra Sjafri sendiri yang minim dukungan dari federasi; sekumpulan orang yang sangat kurang difasilitasi ini akhirnya mampu bersama-sama meraih prestasi besar. Lihat misalnya Sahrul, anak desa dari Ngawi, Jawa Timur, kecintaannya akan sepak bola tak serta merta direstui orangtua. Belum lagi ia harus kerja kasar sepulang sekolah demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bola. Yabes anak Alor, Nusa Tenggara Timur memiliki kisah yang sedikit lebih ngenes; ia tinggal di pelosok, menempuh jarak jauh dengan berjalan atau berlari untuk ke sekolah, dan keadaan ekonomi keluarganya tak jauh lebih beruntung dibanding Sahrul. Satu-satunya keberuntungan dirinya dibanding yang lain, ia tidak jomblo, ada gadis cantik yang selalu merindukan kepulangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, plot film ini terasa lambat. Kurangnya konflik menjadi salah satu penyebabnya. Namun, mungkin saja itu karena pembuat film merasa tak perlu mereka-reka konflik yang pada kejadian sebenarnya memang tak ada. Atau, sebaliknya: bila ada yang bisa disebut "konflik" dalam film ini, maka rasanya begitu mengada-ada. Begitu pun absennya tokoh antagonis, selain pihak federasi (PSSI) yang tersirat saja sebagai pihak jahat, serangkaian kemalangan demi kemalangan yang silih berganti menimpa timnas U-19 sepanjang durasi film jadi agak melelahkan untuk diikuti karena kemunculannya yang repetitif. Namun begitu, penampilan Mathias Muchus sebagai Indra Sjafri, juga penampakan alam indah yang melintang dari Jogja, Konawe hingga Alor, serta iringan lagu tema 'Hati Garuda' yang asik dari Letto masih cukup menggoda untuk ditengok.
Shandy Gasella pengamat perfilman Indonesia
(mmu/mmu)