Β
Tobey Marshall (Aaron Paul), seorang pegawai bengkel teladan yang dicintai oleh semua orang, terpaksa harus mendekam di penjara setelah kebut-kebutannya dengan Dino Brewster (Dominic Cooper) merenggut nyawa salah satu sahabatnya, Pete (Harrison Gilbertson). Tidak ada jalan lain kecuali membalaskan dendam. Dengan bantuan Julia Maddon (Imogen Poots), Joe (Ramon Rodriguez), Benny (Scott Mescudi) dan Finn (Rami Malek), Tobey siap untuk menekan pedal gas sekencang-kencangnya.
Salah satu hal yang patut diacungi jempol dari film ini adalah usahanya untuk tidak membuatnya nampak seperti kloningan 'Fast and Furious'. Sang penulis skrip, John Gatins, membuat seluruh tokoh dalam 'Need For Speed' tinggal bersama di sebuah negara bagian yang sederhana, tempat semua orang duduk di dalam mobil bersama, berkumpul di halaman yang luas dan menyaksikan film balapan jadul bersama-sama di sebuah drive-in.
Β
Persahabatan para tokoh utamanya pun jauh terasa lebih seperti sahabat dekat beneran ketimbang sok-sokan deklarasi "kami adalah keluarga" seperti geng Vin Diesel dalam serial yang terkenal itu. Cewek-ceweknya --selain Imogen Poots juga ada Dakota Johnson yang tahun depan siap menggemparkan dunia dalam '50 Shades of Grey'-- pun tidak berfungsi hanya sebagai "hiasan". Mereka memang pemanis, namun karakter mereka memiliki kontribusi lebih terhadap cerita daripada sekedar menjadi "cabe-cabean".
Masalah utamanya adalah John Gatins tidak tahu bagaimana cara membuat "pembalasan dendam dengan ikut balapan" ini menjadi make sense dan menarik. Untuk adegan balapannya sendiri, Scott Waugh, sang sutradara, memang mencoba sebisanya untuk membuatnya tidak kelihatan seperti serial 'Fast and Furious'. Warna film ini dibuat jauh lebih berwarna dan adegan-adegannya lebih mengandalkan adegan-adegan live-action ketimbang CGI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar itu, paling tidak, 'Need For Speed' seperti halnya 'Fast and Furious' ketika pertama kali dirilis, memberi kita barisan aktor-aktor muda fresh yang cukup asyik untuk dipelototin selama dua jam. Aaron Paul, setelah lulus dari 'Breaking Bad', memang tidak seliar Jesse Pinkman, namun kita bisa melihat kenapa dia dipilih sebagai tokoh utama. Imogen Poots, di luar aksen British-nya yang lucu, memiliki comedic timing yang bagus. Scott Mescudi, Ramon Rodriguez dan juga Rami Malek juga berhasil menciptakan chemistry tim yang bagus.
Β
'Need For Speed' memang bukanlah film yang cukup pintar. Film ini bodoh, dan tidak tahu potensi sebenarnya. Tapi, 'Fast and Furious' juga baru memiliki identitas setelah Vin Diesel memutuskan untuk mencuri dan menghancurkan seluruh kota. Mungkin memang butuh waktu bagi Aaron Paul dan kawan-kawan untuk meyakinkan kita bahwa mereka lebih dari sekedar orang-orang naif yang hanya bisa menyelesaikan masalah dengan balapan.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)











































