'Hangover III': Akhir Petualangan Wolf Pack

'Hangover III': Akhir Petualangan Wolf Pack

- detikHot
Senin, 03 Jun 2013 13:12 WIB
Jakarta - Seorang kepala keamanan sebuah penjara berjalan dalam adegan super slow-mo. Begitu membuka pintu, dia melihat penjaranya dalam keadaan berantakan, tidak terkontrol dan liar. Seperti video klip Ke$ha atau Lady Gaga. Semua tahanan keluar dari sel mereka. Tisu di mana-mana. Seorang tahanan melempar pispot dari lantai 2. Kemudian dia melihat sebuah sel yang kosong dan kita bisa melihat sebuah poster yang berkibar. Chow (Ken Jeong) baru saja melarikan diri dengan Shawshank Redemption-style.

Itulah pembukaan film ketiga dan terakhir seri 'Hangover' yang sensasional. Dirilis pada musim panas 2009, The Hangover menjadi sebuah hits tak terduga. Film ini tidak hanya mengangkat nama Todd Phillips ('Road Trip', 'Old School', 'Stasky & Hutch') sebagai sutradara komedi tercanggih, namun juga menjadikan 'The Hangover' sebagai film komedi dewasa dengan pendapatan box-office tertinggi.

Tentu saja dengan kesuksesan yang tak disangka-sangka itu Warner Bros memutuskan untuk melanjutkan petualangan gila Wolf Pack. 'The Hangover Part II' dirilis dua tahun berikutnya dengan box office yang lebih gila-gilaan. Walaupun, para kritikus menyebut film kedua itu sama dengan film sebelumnya hanya setting-nya saja yang diubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musim panas ini Todd Phillips membuktikan bahwa dia bukanlah pemalas. Bersama Craig Mazin sebagai penulis skripnya, Todd Phillips kembali mengajak Wolf Pack untuk mengulangi kegilaan mereka di Vegas dan Bangkok tanpa resep yang sama dengan dua film sebelumnya. Apakah ini berhasil?

Phil (Bradley Cooper), Stu (Ed Helms) dan Doug (Justin Bartha) membawa Alan (Zach Galifiankis) ke rehabilitasi setelah Alan “menewaskan” sang ayah (Jeffrey Tambor). Perjalanan yang tadinya aman dan tentram ini segera berubah 180 derajat ketika mereka bertemu dengan Marshall (John Goodman) yang tidak bahagia.

Marshall pun menculik Doug dan berjanji tidak akan mengirim Doug dalam kantong mayat asal Phil, Stu dan Alan berhasil membawa Chow yang mencuri emas darinya ke hadapan Marshall. Misi mewaraskan Alan pun harus ditunda demi Doug. Dan sekali lagi, Wolf Pack harus mengalami petualangan yang mendebarkan.

Dengan katalis yang berbeda dari dua film sebelumnya, 'The Hangover III' adalah sebuah komedi yang cukup berhasil membuat semua orang tertawa. Todd Phillips dan Craig Mazin berutang kepada Scott Moore dan Jon Lucas yang menulis skrip film pertamanya karena merekalah yang berhasil membuat karakter-karakter yang begitu memorable, sehingga cukup mudah bagi Phillips dan Mazin untuk mengatur petualangan bagi Phil, Stu dan Alan.

Meskipun begitu, 'The Hangover III' masih tetap berlubang. Berbeda dengan film pertamanya yang luar biasa fresh dan menyenangkan, film ini terasa jauh lebih serius dan gelap. Joke-joke-nya hit and miss. Keputusan Todd Phillips untuk memberatkan plot film ini kepada karakter Ken Jeong tidak cukup berhasil. Chow dalam film pertama 'The Hangover' berhasil karena kemunculannya tidak terlampau lama sehingga tidak terasa mengganggu. Di film ini, Chow membuat penonton serasa ingin membekapnya dengan bantal.

Tapi, kalaupun memang skripnya bermasalah, Todd Phillips juga harus berterima kasih kepada main cast-nya yang kembali memerankan bagian masing-masing seperti kulit kedua mereka. Setelah bermain sensasional dalam 'Silver Linings Playbook' tahun lalu, Bradley Cooper dengan mudah kembali menjadi Phil, guru yang begitu mudah menyumpah. Ed Helms kembali menjadi Stu dengan asik yang tidak pernah akrab dengan Alan.

Kini giliran Galifiankis yang menjadi sentral 'The Hangover III'. Beruntung sekali bahwa Galifianakis mempunyai comic timing yang bagus. Chemistry-nya dengan Melissa McCarthy yang kebagian jadi love interest-nya juga oke. Sementara itu, aktor kawakan John Goodman, kebagian jadi villain baru dalam seri ini. Dan dia tidak pernah mengecewakan.

'The Hangover III' memang tidak selucu film pertamanya yang begitu segar dan penuh tawa. Tapi, film ini jauh lebih fun ketimbang film keduanya yang merupakan copy paste film pertamanya. Bagaimanapun, Todd Phillips melakukan pekerjaan yang baik untuk menutup kisah petualangan gila wolf pack ini. Melihat montage Phil, Stu, Alan dan Doug berjalan bersama dalam slow motion mengingatkan saya akan bromance mereka yang akan selalu abadi. Dan, itu adalah alasan kenapa Anda wajib menonton komedi yang satu ini.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Hide Ads