“Bukan kita yang menentukan takdir, tapi takdirlah yang menentukan jalan hidup kita.”
“Kita tidak bisa mengubah takdir, yang bisa kita lakukan hanya berdoa.”
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini berkisah tentang lima sahabat dan permasalahan yang menimpa mereka. Kelima wanita cantik itu adalah Dania (Taskya Namya), Angel (Maureen Irwinsyah), Visi (Rechelle Rumawas), Lintang (Bonita), dan Indira (Atika Noviasti). Selayaknya kelompok remaja menjelang dewasa, obrolan mereka tak jauh dari pacar, perkuliahan, dan kegiatan keseharian.
Masalah pertama terjadi saat mereka berlima sedang hang out di sebuah kafe, dan memergoki Pio, kekasih Visi sedang bermesraan dengan seorang wanita. Dania yang paling menonjol di antara mereka berinisiatif melabrak Pio di depan teman kencannya itu seraya berpura-pura menjadi kekasih Pio. Dia memaki Pio yang pernah membuatnya harus melakukan aborsi. Dania adalah seorang bintang muda yang sedang naik daun. Tak dinyata, drama di kafe itu terpantau media dan tayang di sebuah tabloid gosip keesokan harinya.
Sementara, di rumah Dania juga menghadapi masalah yang cukup berat. Dia kecewa karena sang ayah, Sutoro (Pong Hardjatmo) berniat menjodohkannya dengan Denan (Aryadila), anak seorang kerabatnya. Namun, Dania sedang tidak berminat membina hubungan dengan seorang pria. Apalagi, Denan tak lain adalah sahabat Pio.
Kemurungan Dania tertangkap oleh keempat sahabatnya, dan mereka berniat menghiburnya. Dalam percakapan spontan, mereka berencana berlibur, ke luar dari kepenatan hidup di Jakarta. Pilihan jatuh pada Bali. Namun, liburan itu berujung bencana karena kecelakaan mobil yang menimpa Dania. Dia tidak sadar dan segera dilarikan ke Jakarta, bukan Denpasar. Di rumah sakit, dalam keadaan koma, Dania mengalami keajaiban yang bersifat supranatural.
Dari segi cerita, film yang juga dibintangi oleh Donny Damara dan Sandra Dewi ini sangat ringan, mudah dicerna dan memiliki plot yang sederhana. Banyak percakapan yang terdengar tanpa makna, sekedar obrolan basa-basi. Beberapa adegan pun terasa dipaksakan demi menyambung cerita, misalnya Dania yang menolak berenang bersama teman-teman karena akan ada pemotretan keesokan paginya. Lho, bukankah mereka sedang liburan spontan?
Tingkah wartawan yang ikut diving demi membuntuti Dania terasa sangat berlebihan. Dan, lihat bagaimana Dania mengelak dari pertanyaan wartawan. “Memangnya gampang jawab pertanyaan nggak pake mikir?” katanya.
Film ini dibintangi oleh bintang-bintang hasil pemilihan produk shampo. Tak heran gambar-gambar rambut indah yang berkibar akan mudah ditemukan. Penempatan produk sponsor cukup terasa, ada yang cukup mengganggu. Misalnya, saat Dania dan teman-teman hendak pulang usai diving, eh, shamponya ketinggalan!
Jalan cerita yang cukup klise, penggalan-penggalan adegan pun tidak menuntut akting yang luar biasa. Mungkin karena film ini dibawakan oleh lima wajah baru yang belum cukup berpengalaman dalam berakting. Alhasil, adegan demi adegan dengan mudah menuntun penonton untuk menebak jalan cerita. Saat shampo ketinggalan pun tertebak akan ada sesuatu yang terjadi saat Dania terpisah dari teman-temannya.
Kebetulan-kebetulan memang cukup bertebaran di film yang ceritanya ditulis oleh Virra Dewi ini. Untungnya, beberapa adegan konyol lewat permainan ekspresi wajah Denan masih cukup menghibur. Selain itu, Rudi Soedjarwo berhasil membangun suasana haru saat Denan berusaha meyakinkan sahabat-sahabat Dania.
Namun, jika Anda terbayang-bayang oleh kesuksesan Rudi Soedjarwo dalam membesut film fenomenal 'Ada Apa dengan Cinta?', dan mengharapkan dampak yang sama pada film 'Langit ke 7' ini, boleh jadi harapan itu terlalu berlebihan.
Anis Ardianti wartawan senior, pernah bekerja di beberapa media, kini freelance menulis ulasan film
(mmu/mmu)