Eve (Naomie Harris) membantu Bond dalam misi pengejaran itu. Eve bersiap membidik tapi tidak terlalu yakin karena dia khawatir akan menembak Bond. M menyuruhnya tetap menembak dan Eve pun menembak. Ternyata peluru itu mengenai dada Bond. Dan, Bond pun terjatuh.
Itulah opening dahsyat 'Skyfall', film Bond yang ke-23. Dalam film ini kita tidak melihat Bond seperti yang biasanya. Luka di awal film tidak hanya berpengaruh terhadap fisik sang agen tapi juga terhadap kondisi mentalnya. Bond sepertinya sudah tidak tertarik lagi untuk menjadi agen dan memberantas kejahatan. Bond berada di titik mempertanyakan apa yang dia lakukan untuk hidup. Sampai akhirnya dia melihat markas MI6 diacak-acak oleh seorang penjahat kelas kakap, Silva (Javier Bardem). Bond pun kembali dan siap melaksanakan tugas seperti perintah M.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motif yang personal itulah yang membuat 'Skyfall' terasa begitu menggetarkan. Silva memang tidak pandai berkelahi atau bisa melompat-lompat di atas gedung seperti musuh Bond dalam 'Casino Royale'. Tapi, kekecewaannya karena merasa dikhianati oleh M membuatnya seperti bom yang bisa meledak setiap saat. Kita bisa melihat referensi ini dengan 'The Dark Knight'-nya Christopher Nolan. Lihat, bagaimana Silva berinteraksi dengan Bond dan M. Dia tidak pernah kehilangan power walaupun berada dalam kurungan.
Sam Mendes menerjemahkan skrip yang ditulis oleh Neal Purvis, Robert Wade dan John Logan seperti layaknya seorang maestro. Adegan action-nya tidak pernah terasa seperti terburu-buru. Momen-momen yang penuh intimasi seperti ketika Bond dan M berbicara tentang masa lalu terasa sangat subtle. Dan, semua itu dipenuhi dengan dialog yang penuh dengan humor khas James Bond.
Daniel Craig bermain dengan lebih rileks dan fasih dalam film ketiganya sebagai Bond. Seperti halnya pemain Bond yang lain, ia akan selalu dibanding-bandingkan dengan Sean Connery yang dianggap sebagai Bond terbaik sepanjang masa. Dan, Craig melepaskan bayang-bayang itu. Yang juga patut diacungi jempol adalah komitmen Craig untuk membiarkan Javier Bardem bersinar.
Bardem yang mendapatkan Oscar sebagai penjahat dalam 'No Country for Old Men' mencat rambut dan alisnya menjadi pirang untuk menjadi Silva. Bardem dengan potongan rambut yang menggelikan memang selalu bisa dijadikan jaminan bahwa dia akan menjadi villain yang mengesankan. Adu 'cerdas cermat' antara Bond dan Silva adalah salah satu highlight terbesar dalam 'Skyfall'.
Seperti layaknya film Bond yang lain, film ini diberkahi dengan teknis yang luar biasa. Roger Deakins yang pernah bekerja sama dengan Mendes dalam 'Jarhead' dan 'Revolutionary Road' melukis Bond dengan keglamouran yang classy. Tapi, juga terlihat sendu ketika Bond mengalami saat-saat yang berat. Dennis Gassner sebagai production designer menyiapkan berbagai macam lokasi yang spektakuler. Salah satunya adalah rumah masa kecil Bond yang haunting. Thomas Newman menggantikan David Arnold sebagai komposer dan seperti biasanya hasilnya megah dan spektakuler. Kali ini menggaet Adele untuk opening title.
'Skyfall' adalah film terbaik Bond. Tidak hanya mengungkap masa lalu Bond, film ini juga memiliki epilog yang menarik untuk film-film Bond selanjutnya. Walaupun kurang klimaks dibandingkan dengan 'Casino Royale', tetap saja, setelah 50 tahun, tak ada momen yang lebih seru ketimbang melihat seseorang pria bersetelan jas mengangkat martininya dan mendesis, "Bond. James Bond!"
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)