Temui agen bernama Aaron Cross (Jeremy Renner) yang berlarian di sekitaran Alaska demi mendapatkan pil ajaib. Ada 2 pil, biru dan hijau, yang khusus diciptakan oleh agency untuk membuat para agen kuat secara fisik dan intelejensia. Sayang beribu sayang, di kantor pusat agency Eric Byer (Edward Norton) memutuskan untuk menghapus sebuah operasi bernama Outcome. Hal ini termasuk membunuhi semua agen-agennya, para ilmuwannya dan peredaran obat tersebut.
Aaron Cross yang merupakan salah satu agen dari Operasi Outcome berhasil menyelamatkan diri dan mencari tahu di mana dia bisa menemukan pil-pil yang dia butuhkan. Saat itulah dia bertemu dengan Dr. Martha Shearing (Rachel Weisz) yang juga membutuhkan bantuannya. Keduanya pun akhirnya bersatu untuk melarikan diri dari kejaran agen-agen yang ingin melenyapkan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan semua itu tentu saja para produsernya memutuskan untuk membuat kelanjutan filmnya. Sayangnya, Paul Greengrass, sutradara 'The Bourne Supremacy' dan 'The Bourne Ultimatum' menolak untuk melanjutkan kelanjutan kisah Bourne. Matt Damon sebagai pemeran Bourne di 3 film mengikuti langkah sang komandan.
Tony Gilroy yang menulis ketiga skripnya akhirnya memutuskan untuk melupakan kisah Jason Bourne dan membuat cerita tentang agen baru di dunia yang sama dan juga menyutradarainya. Lupakan satu jam pertamanya yang terkesan lambat, bertele-tele dan tidak penting. Tony Gilroy berhutang besar pada dua pemeran utamanya, Jeremy Renner dan Rachel Weisz yang memainkan peran masing-masing dengan pesona yang anggun sehingga membuat 'The Bourne Legacy' nikmat untuk disantap.
Jeremy Renner, seperti halnya Matt Damon, ahli dalam hal berkelahi, berlari dan melarikan diri. Tidak seluar biasa Matt Damon tentu saja, namun Renner tetap membuat Aaron Cross menjadi karakter yang perlu diikuti. Rachel Weisz di sisi lain merupakan satu-satunya karakter wanita yang mempunyai screen time terbanyak. Dan, tidak seperti film action lain yang biasanya merupakan kendaraan sang aktris untuk menjadi objek seksual sang tokoh utama (dan juga penonton), Weisz tampil meyakinkan sebagai seorang ilmuwan yang tidak ada pilihan lain kecuali melarikan diri.
Selain keduanya, Edward Norton yang berperan sebagai the bad guy juga lumayan mencuri perhatian. Tidak berlebihan namun cukup efektif untuk membuat Renner dan Weisz sibuk menaiki motor di Manila yang ngomong-ngomong merupakan salah satu sequence terpanas dan terseru musim panas ini.
Penonton yang sudah menonton ketiga film sebelumnya akan dengan mudah mengikuti cerita 'The Bourne Legacy' (dan juga bernostalgia dengan karakter-karakter yang diperankan oleh Joan Allen, Albert Finney, David Strathairn). Tapi, bagi penonton yang tidak pernah menonton film Bourne pun juga bisa mengikuti ceritanya dengan mudah.
Aaron Cross memang tidak setangguh Jason Bourne. Bahkan dibandingkan dengan Jason Bourne, Aaron Cross seperti lelucon konyol yang terlalu menyedihkan untuk diceritakan. Tapi, 'The Bourne Legacy' merupakan film action yang lumayan watchable. Dan, di tangan Renner saya percaya kisah petualangan spionase Cross akan menjadi lebih menarik nantinya. Asal, mereka merekrut penulis skenario yang lebih jempolan di seri selanjutnya.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)