'Legend of Guardians': Keajaiban Visual dari Dunia Burung Hantu

'Legend of Guardians': Keajaiban Visual dari Dunia Burung Hantu

- detikHot
Selasa, 12 Okt 2010 15:53 WIB
Jakarta - Dengan poster yang menggambarkan sekeluarga burung hantu bermuka imut, dan keterangan bahwa film ini lahir dari studio yang sebelumnya merilis "Happy Feet", orang dengan mudah akan berpikir bahwa ini film animasi anak-anak yang lucu dan fun. Padahal sama sekali tidak. Film yang diangkat dari novel epik fantasi karya penulis Amerika Serikat Kathryn Lasky ini menampilkan kisah yang kelam, dari relung-relung hutan dan lembah yang gelap.

Soren, Kludd dan Eglantine adalah tiga bersaudara burung hantu yang sedang tumbuh besar dalam bayang-bayang dongeng orangtua mereka tentang pertarungan besar antara dua kelompok burung hantu di masa lalu. Dari dongeng itu, hiduplah dalam imajinasi mereka sosok-sosok heroik dan tempat-tempat misterius. Disebut-sebut juga tentang Para Penjaga dan Lembah Ga'Hoole. Sampai pada suatu ketika, Soren dan Kludd terjatuh saat belajar terbang, diculik oleh sekawanan burung hantu jahat, yang mengantarkan mereka pada fakta bahwa dongeng orangtua mereka itu nyata.

'Legend of Guardians: The Owls of Ga'Hoole' adalah sebuah film animasi yang penuh adegan laga. Maklum, sutradaranya adalah Zack Synder yang sebelumnya sukses menghidupkan para petarung zaman Romawi lewat film '300'. Di tangan Synder, burung-burung hantu itu disulap menjadi sosok-sosok yang gagah perkasa dengan atribut cakar-cakar setajam pedang dan topeng-topeng besi yang menyeramkan. Dengan deretan pengisi suara aktor dan aktris berkelas, termasuk Helen Miren, film ini menjadi sebuah kisah klasik yang penuh wibawa tentang pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soren dan Kludd terpisah karena pilihan jalan hidup yang berbeda. Soren berpihak pada kelompok yang mewakili kebaikan, sedangkan Kludd mengkhianati saudaranya itu dengan memilih bergabung dengan burung-burung hantu jahat. Dalam pejuangannya, Soren bertemu teman-teman baru yang kemudian membantunya. Pada titik ini, adegan-adegan mulai berbumbu humor dan keceriaan. Namun, secara keseluruhan, tetaplah film ini adalah dongeng yang terlalu gelap untuk bisa dinikmati dengan penuh kegembiraan oleh anak-anak.

Cerita yang sederhana, dengan pengembangan alur yang mudah ditebak, diimbangi dengan bahasa visual yang menakjubkan. Gerak kamera yang dinamis merekam hamparan lembah tak bertepi dan permukaan samudera dengan gelora ombak nan berbahaya, membawa kita pada petualangan yang ajaib. Momen-momen mendebarkan dituangkan dalam "slow motion" yang membuat kita menahan nafas. Kendati tidak sekuat "How to Train Your Dragon", namun burung-burung hantu bertopeng besi ini adalah sebuah pameran visual yang memanjakan. Apalagi, jika Anda menontonnya dalam versi 3D. Diputar di....

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads