Setelah pada 'Kesurupan' (2008) dia melakukan kecerobohan fatal dengan memasukkan unsur komedi, setahun kemudian dia menebus dosanya lewat 'Mati Suri' (2009), sebuah drama misteri psikologi yang menjanjikan.
'Taring' adalah karya horor kedua Rizal yang diluncurkan tahun ini, setelah 'Air Terjun Pengantin' Februari lalu. Lewat kedua film ini, Rizal telah menggeser formula horornya menjadi slasher, dengan bumbu seks.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizal mungkin sudah punya template, yang dengan mudah bisa tinggal diubah-ubah nama-nama dan jumlah tokohnya, serta inti ceritanya. Ah, bahkan penokohannya pun ternyata sama: segerombolan cewek-cewek seksi, dengan sepasang di antaranya adalah pasangan kekasih.
Bedanya, di 'Air Terjun Pengantin', rombongan itu pergi untuk berlibur, sedangkan di film ini, mereka adalah para model yang hendak melakukan pemotretan. Tidak terlalu penting lagi nama-nama tokoh, karena dari awal kita sudah tahu, mereka pergi hanya untuk mengantarkan nyawa.
Yang tersisa untuk kita nikmati adalah bagaimana satu per satu anggota rombongan itu mati diterkam hantu. Tidak ada kejutan lain. Satu-satunya yang bisa dilakukan penonton di tengah kebosanan adalah menebak, siapa satu di antara rombongan itu yang berhasil pulang dengan selamat. Pola semacam ini bahkan sudah pernah kita saksikan jauh-jauh hari lewat sekuel 'Pulau Hantu' (2007 dan 2008) karya Jose Purnomo.
'Taring' (dan juga 'Air Terjun Pengantin') adalah 'Pulau Hantu' (1 dan 2) plus bonus. Bonusnya apalagi kalau bukan sesi adegan buka-bukaan. Pada 'Air Terjun Pengantin', karena rombongan itu berlibur ke pulau, maka cewek-cewek itu (antara lain diperankan Tamara Blezinsky) pada satu adegan mengenakan pakaian renang yang super minim dan bermain-main di pasir pantai.
Sementara, pada 'Taring', rombongan cewek itu berfoto setengah bugil karena mereka sedang dikontrak untuk pemotretan perusahaan lingerie Heaven's Secret (mungkin anak perusahaan dari Victoria's Secret).
Kabar gembiranya, porsi buka-bukaan di 'Taring' lebih banyak dibandingkan dengan di 'Air Terjun Pengantin'. Pada menit-menit awal saja, penonton sudah langsung dimanjakan dengan tubuh-tubuh indah model-model perempuan lewat adegan peluncuran produk baru Heaven's Secret.
Kabar gembira lainnya, Rizal konsisten dengan usahanya untuk mengembalikan nuansa 'brutal' dan 'menjijikkan' yang pernah mewarnai film horor Indonesia pada era kejayaannya. Di samping, totalitas ending yang selalu mengejutkan.
Potensi Fahrani agak tersia-siakan di sini. Kendati demikian secara umum, dari segi akting, para pemain di film ini lebih baik dibandingkan dengan cast pada 'Air Terjun Pengantin' yang nyaris tidak punya ekspresi.Ke depan, Rizal tidak hanya perlu lebih memperhatikan akting pemain-pemain yang diarahkannya, namun juga mesti lebih selektif dengan ide cerita. Bila dari 'Kuntilanak' ke 'Air Terjun Pengantin' adalah kemunduran, maka dari 'Air Terjun Pengantin' ke 'Taring' adalah kemandekan.
*Mumu Aloha: pengulas film. (iy/iy)