Solomon Kane: Saat Dunia Dikuasai Iblis dan Penyihir

Solomon Kane: Saat Dunia Dikuasai Iblis dan Penyihir

- detikHot
Kamis, 22 Apr 2010 10:51 WIB
Jakarta - Dari judulnya saja penonton awam sudah digiring pada kesimpulan bahwa plot utama film ini adalah seputar tokoh utama yang bernama Solomon Kane. Dan seperti kisah epik yang memakai karakter utama sebagai judul, film ini mengikuti formula-formula tertentu.

Jika kita terbiasa dengan Ben Hur, King Arthur,  Van Helsing, hingga Robin Hood, maka Anda akan lebih mudah menebak ke mana arah cerita ini, bahkan sampai akhir cerita. Dan inilah kelemahan utama film ini: terlalu formulatik dan tidak mencari terobosan baru.

Film yang dibesut Michael Basset ini diangkat dari cerita karakter fiksi yang dibuat oleh Robert E. Howard yang muncul di majalah Weird Tales di abad ke-16, dan berperan sebagai pengelana yang membasmi iblis dan penyihir keji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikisahkan, Solomon (James Purefoy)  adalah salah satu dari gerombolan penjahat di Afrika Utara di akhir abad ke-16. Saat penjahat lainnya menginginkan nyawanya, Kane melarikan diri dengan satu alasan: mencari cara untuk menyelamatkan diri dengan mengubah dirinya menjadi orang baik dan penuh pengabdian. Saat memulai hidup baru itulah, muncul konflik, saat ia harus kembali  memakai kekerasan.

Suatu  hari, Solomon ada di  sebuah kapal dengan tentara bayaran Inggris yang tengah berperang dengan Spanyol. Bersama mereka, Solomon masuk ke kastil yang dihuni para setan. Ia pun bertarung dengan Sang Raja Iblis, Devil’s Reaper,  namun berhasil lolos. Saat itulah Iblis mengutuk sang jagoan kita, dan menyatakan bahwa jiwa Kane menjadi miliknya.

Sejak itulah, setelah kembali ke Inggris, ia yang awalnya ingin hidup normal dan damai terpaksa harus berpetualang lagi melawan iblis, khususnya penyihir jahat bernama Malachi (Jason Flemyng). Dan tentu saja, penyedapnya adalah perempuan cantik, Meredith Crowthorn (Rachel Hurd-Wood), sosok yang diculik Marachi dan seluruh keluarganya dibantai dengan sadis. Sampai-sampai ada dialog romantis di tengah hiruk pikuk kegelapan. "Mengapa kamu peduli sekali dengan dia? Bukankah kamu kemari untuk menyelamatkan jiwamu?" ujar Malachi. Dijawab: "dialah jiwaku."

Sekilas, feel dan look film ini mirip dengan trilogi The Lord of The Ring. Suasana yang muram, kelam, dan suram memayungi keseluruhan atmosfir dari awal hingga akhir—rupanya Chechnya sebagai lokasi sangat mendukung. Para monsternya juga tidak jauh berbeda. Namun, film berdurasi 104 menit ini lebih sadis saat adegan pembantaian dan pertempurannya. Penggambaran makhluk di 'Middle Earth' ini begitu meyakinkan, dan ini adalah hasil kerja keras Patrick Tatopoulos yang sebelumnya mendesain Godzilla, Underworld, Silent Hill, dan I Am Legend . 

Film ini direncanakan sebagai bagian pertama dari sebuah trilogi. Bagi yang pencinta genre ini, atau penggemar komiknya, tentu film ini sangat menarik. Tapi bagi yang tidak, bersiap-siaplah untuk merasa bosan karena tidak ada kejutan dan tantangan berarti.


*Ekky Imanjaya: pengulas film, redaktur rumahfilm

(iy/iy)

Hide Ads