Madrim (Aming) adalah seorang kuli pasar yang selalu dirundung masalah. Ditinggal pergi Leha (Titi Kamal), istrinya yang cantik, diusir dari kontrakan, dan tak sanggup lagi menghadapi kemiskinan membuat Madrim sangat frustasi. Kadir (Ramzi), teman Madrim yang menjadi penjaga mushola menyarankan agar Madrim mengingat Tuhan dan berdoa kepadaNya. Namun ia merasa doanya tak pernah terjawab. Dalam keputusasaan Madrim mengancam Tuhan akan berpaling kepada setan jika keinginannya tidak juga dipenuhi.
Hingga suatu saat Madrim memiliki kemampuan untuk menerawang masa lalu dan masa depan seseorang hanya dengan melihat sebuah foto. Dari kemampuannya itu ia mendapatkan banyak uang dan kekayaan yang selama ini ia idam-idamkan. Namun semua harta itu tetap saja tidak mendatangkan kebahagiaan bagi Madrim. Mengapa kekayaan tidak membuat Madrim bahagia? Lantas apa yang membuat Madrim bahagia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini merupakan kerjasama yang ketiga bagi sutradara muda berbakat, Hanung Bramantyo dan Sinemart setelah 'Brownies' dan 'Jomblo'. Sutradara Terbaik FFI 2005 itu yakin, meskipun selama ini Aming dikenal sebagai aktor kocak namun ia memiliki potensi untuk memerankan tokoh serius.
Film bergenre drama komedi satir ini diangkat dari cerpen karangan Jujur Prananto dan termasuk dalam Buku Kumpulan Cerpen Terbaik Kompas 2002. Doa Yang Mengancam juga didukung oleh artis-artis senior di antaranya H. Djojon, Nani Wijaja dan Cici Tegal. Film ini rencananya tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis 9 Oktober 2008. (bow/yla)