Hidup para penduduk di Apocalypseburg tentu saja sekarang menjadi susah. Karakter orang-orangnya yang tadinya ramah tamah menjadi garang dan suka berantem. Semuanya berubah. Bahkan Lucy (disuarakan Elizabeth Banks) pun berubah. Yang tidak berubah adalah Emmet. Dia tetap seperti biasanya. Cerah, ceria, penuh optimisme.
Kemudian tiba-tiba datang Jenderal Sweet Mayhem (disuarakan Stephanie Beatriz) datang dari planet lain dan mencari pemimpin Apocalypseburg. Batman (disuarakan Will Arnett) menawarkan diri. Lucy, Batman, Benny (disuarakan Charlie Day), Princess Unikitty (disuarakan Alison Brie) dan MetalBeard (disuarakan Nick Offerman) diculik dan dibawa ke luar angkasa. Emmet panik dan berusaha untuk menyelamatkan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sebuah animasi stop-motion, 'The Lego Movie' yang dirilis lima tahun lalu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Sensasinya mirip dengan menonton 'Spider-Man: Into The Spider-Verse' untuk pertama kalinya. Kita belum pernah menyaksikan yang seperti ini sebelumnya. Lego-lego manis yang kita tahu sebagai mainan anak-anak ternyata mempunyai perasaan dan petualangan yang lebih seru dari Sherina.
Sebagai sebuah iklan terselubung, 'The Lego Movie' adalah investasi yang jenius. Berkat film itu, lego jadi lebih populer dari yang sudah-sudah. Tidak hanya dia diakui banyak kritikus sebagai animasi yang paten, ia juga melahirkan lagu yang sangat catchy berjudul 'Everything Is Awesome' yang tidak hanya membuat anak-anak tapi juga orang dewasa menikmatinya.
Phil Lord dan Christopher Miller (yang juga bertanggung jawab atas kerennya Spider-Man: Into The Spider-Verse) mempunyai andil dalam kekerenan 'The Lego Movie'. Selera humor mereka, semangat mereka dan storytelling mereka yang membuat 'The Lego Movie' tidak hanya accessible untuk anak-anak tapi juga orang dewasa yang menemani anak/ponakan mereka untuk menonton film tersebut.
Setelah USD$ 450 juta kemudian dan dua spin-off yang juga sukses ('The Lego Batman' dan 'The Lego Ninjago', keduanya dirilis pada tahun 2017), sekuelnya kini hadir di bioskop-bioskop. Secara sekilas, 'The Lego Movie The Second Part' masih membawa semangat yang sama seperti yang ada di film pertamanya. Kelucuan-kelucuan yang hadir, semangat-semangatnya, meta-jokes-nya mengingatkan kita akan film pertamanya.
'The Second Part' memang terasa seperti pengulangan sampai akhirnya kita bertemu dengan karakter bernama Queen Watevra Wa-Nabi yang disuarakan oleh Tiffany Haddish. Dia adalah karakter baru yang sungguh menyenangkan yang akan membuat Anda tertawa terbahak-bahak. Lagu yang ia nyanyikan pun juga sungguh mengundang tawa. Karakternya sungguh dibutuhkan di sekuel ini karena semua karakter lainnya kita sudah mengenalnya dengan sangat baik berkat film pertamanya.
Di film ini kelihatan sekali Phil Lord dan Christopher Miller sebagai penulis skenario dan Mike Mitchell sebagai sutradara mencari-cari bahan apa yang bisa dieksplor untuk menghibur penonton. Dengan banyaknya adegan musikal dan referensi ke 'Back To The Future', jelas sekali bahwa mereka memutar otak sekeras itu untuk membuat film ini tidak seperti pengulangan film pertamanya.
Untungnya meskipun jokes-jokesnya terasa familiar, semuanya berhasil diterima dengan baik. Semua adegan emosional yang ada di film ini, se-corny apapun itu kelihatannya, penonton (terutama anak-anak) akan bisa mencernanya dengan mudah.
Kalau di film sebelumnya ada Everything is Awesome, film ini memberikan sebuah lagu berjudul Catchy Song. Dan ini bagian jeniusnya: lagu tersebut digunakan untuk mem-brainwash mereka untuk melakukan kejahatan. Menyiksa tawanan dengan lagu pop adalah jokes yang mungkin terlalu pintar untuk ditangkap anak-anak, tapi setidaknya Anda sebagai penonton dewasa akan menikmatinya. Hal-hal seperti inilah yang membuat The Second Part tetap enak dikunyah meskipun rasanya terlalu mirip dengan film pertamanya.
(dar/dar)