'Metamorfosa', Album Paling Jujur dari Andien

'Metamorfosa', Album Paling Jujur dari Andien

Rendy Tsu - detikHot
Kamis, 26 Okt 2017 16:04 WIB
Andien Foto: Ismail/detikHOT
Jakarta - Menyandang peran baru menjadi sebagai ibu adalah pengalaman tak terlupakan untuk semua wanita, tak terkecuali bagi Andien yang baru saja melahirkan sang buah hati, Anaku Askara Biru. Ia menuangkan perubahan itu, bersama dengan perjalanan karirnya selama 17 tahun sebagai penyanyi dalam Metamorfosa, album ketujuhnya.

Sebelum album ini dirilis, Andien merilis single pertama 'Belahan Jantungku' yang ditulis Tulus selama 15 menit dan didedikasikan kepada anak pertama Andien. Kawa, begitu nama panggilan anaknya, tak ayal menjadi tema sentral dari lagu-lagu di Metamorfosa. Dua lagu diberi judul 'Askara' dan 'Biru', seakan semakin mengukuhkan bahwa Metamorfosa merupakan album kolaborasi Andien dan Kawa. Pasalnya, ketika tengah rekaman, Kawa setia menemani sang ibu dalam kandungan.

Bagi saya, mungkin Metamorfosa adalah album paling jujur yang pernah Andien buat. Seluruh lagu dalam album menghembuskan nafas positif sebagai bentuk rasa syukur Andien. Ia menyapa 'Halo Sayangku' dengan riang gembira, mengajak orang-orang untuk menikmati 'Indahnya Dunia' tak hanya dengan mata, tapi juga perasaan. Adapun lagu berjudul 'Metamorfosa' mengikuti formula ceria 'Moving On', dengan lirik "Mungkin Pernah . . . " yang diganti jadi "Mungkin Dulu . . . ". Album ini sekaligus menandakan album kedua yang dibuat Andien secara mandiri, tanpa bayang-bayang label rekaman besar di belakang.

Untuk album ini, Andien menggandeng kembali kolabolator lama sekaligus sahabatnya, Nikita Dompas sebagai produser utama, dan mengajak beberapa musisi seperti Tohpati, Abenk Alter, dan trio Lale Ilman Nino untuk terlibat serta dalam memberikan warna pada Metamorfosa. Andien selama ini lekat dikenal sebagai penyanyi pop yang memiliki akar musik jazz yang kuat. Ketika ia merilis album Let It Be My Way (2014), hal tersebut seakan mulai luntur. Metamorfosa seolah mengembalikan musik Andien ke bentuk asli, kembali ke rekaman-rekaman di awal karir seperti album 'Kinanti' yang menjadi koleksi penting tahun 2000-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagu 'Askara' yang dibuka dengan melodi lullaby pengantar tidur, menyambut mimpi-mimpi dengan referensi pop era Indra Lesmana masih muda. Sedangkan, ada 'Warna Warna' yang dibuat untuk mengapresiasi attitude jazz yang spontan, menangkap solo instrument selama 1 menit oleh Tomorrow People Ensemble, kuartet jazz milik Nikita Dompas dkk. Ia bahkan sempat melakukan sedikit scat singing pada 'Biru' yang mendayu-dayu seperti lagu-lagu Danilla, lengkap dengan piano, brush drumming dan double bass.

Metamorfosa layak disebut sebagai album terbaik dan terlengkap milik Andien. Sederhana nan bermakna, dapat dinikmati oleh "sahabat setia"-nya maupun bagi pendengar generasi millenials yang mungkin baru mengenal Andien lewat social media (alasan pertama karena inspirasi fashion, alasan kedua karena anaknya lucu).

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia. (dar/dar)

Hide Ads