Sebagian besar lagunya masih didominasi oleh permainan gitar akustik, namun Ed Sheeran terasa sangat berani dan mantap mempersembahkan perubahan yang jauh sekali dari zona nyamannya selama ini. Buktinya, ia mampu membuat lagu se-catchy "Shape of You" yang sangat membius dari awal hingga akhir. Segala elemen dengan pengaruh musik Afrika yang ada dalam lagu tersebut terasa menggelitik dan pas.
Rapping di track pembuka "Eraser" juga membuat banyak kritikus musik menaikkan alis, karena rapping seperti tidak pernah mungkin akan dilakukan oleh Sheeran. Namun, kali ini ia lakukan dan tidak ada rasa janggal di sini. Bahkan "Galway Girl" yang awalnya terasa membosankan, mampu memberikan twist yang renyah dan membuat lagu ini menjadi menarik dengan tata musik khas Irlandia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lord knows everybody's talking 'bout exponential growth, And the stock market crashing in their portfolios/While I'll be sitting here with a song that I wrote/ Sing, love could change the world in a moment/ But what do I know?"
Di tengah uniknya beberapa aransemen baru yang disuguhkan, bagaimanapun Sheeran tetap menampilkan lagu-lagu balada dengan lirik menghanyutkan seperti "Happier". Ia pun kembali memberikan Anda lagu-lagu yang soulful macam "Perfect" dan "Dive" yang terasa seperti sekuel dari hit single "Thinking Out Loud".
Satu lagi lagu cinta yang sungguh manis dan membumi hadir pada track "How Would You Feel (Paean)", yang seketika menyirami jiwa Anda dengan ketenangan sesaat.
Di satu sisi, album ini berhasil menampilkan ambisi Sheeran untuk keluar dari zona nyamannya. Beberapa formula baru yang ia coba, membuat musiknya kian menarik. Namun, di sisi lain ia tetap setia dengan benang merah musiknya sendiri yang selalu berhasil menyentuh dengan lirik-liriknya yang indah.
Yarra Aristi pernah bekerja sebagai wartawan musik di dua majalah musik terkenal. Kini penyiar dan music director di sebuah stasiun radio swasta terkenal di Jakarta.
(mmu/mmu)











































