Kings of Leon butuh 6 album, hingga pada album terbaru WALLS, mereka resmi menanggalkan julukan 'The Strokes dari Selatan'; berevolusi sepenuhnya dari band rock berukuran garasi menjadi berkapasitas stadium. Judul album itu diambil dari akronim "We Are Like Love Songs", seakan mengatakan bahwa mereka tahu apa yang disukai banyak orang dan bersedia untuk memberikannya dalam 10 lagu rock radio siap saji.
WALLS mencerminkan pola sama dengan hits 'Sex on Fire', 'Radioactive' atau 'Use Somebody'. Bersyukurlah karena isi gitar rock 80-an masih mendominasi. Pada bagian lirik, WALLS menyentuh cerita para personel Followill Bersaudara yang personal. Momen WALLS pertama dibuka dengan tarikan bass beruntun serta 'uuu-oooo' yang terlalu sering dipakai pada single yang berjudul 'Waste A Moment'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Like in a mainstream melody/ Oh, I want to take in!" seru Caleb dalam 'Wild' menegaskan sekali lagi bagaimana album ini ingin didengar. Meski begitu, mood berubah ketika saya mendengar satu lagu. 'Muchacho' judulnya, dengan ritme cha-cha yang cermat, menyempil sendiri di antara kumpulan rock generik dalam album ini, yang mudah ditebak.
Seperti yang sudah dibilang di atas, tidak salah untuk berubah agar disukai. Namun, saya juga tidak mengatakan bahwa itu hal yang mudah. Menekan ego dan berkompromi, tapi tidak menjadikannya sebagai penghalang kreativitas menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan lebih oleh Kings of Leon. Mungkin di album ke-8 nanti.
Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)