'Love You to the Death' Tegan and Sara: Kisah Cinta Sesama Jenis

'Love You to the Death' Tegan and Sara: Kisah Cinta Sesama Jenis

Rendy Tsu - detikHot
Selasa, 20 Sep 2016 14:20 WIB
Foto: Warner
Jakarta - Saudara kembar asal Kanada ini memiliki karier yang mulus; lebih dari 1 juta album terjual, 3 Juno Awards, serta nominasi Polaris dan Grammy. Itu semua tidak menghentikan keyakinan Tegan and Sara untuk tetap berevolusi sebagai duo musisi dalam 10 tahun terakhir; bermula pada album akustik 'So Jealous' (2004), esksperimen piano di 'The Con' (2007), menjadi "Paramore KW" pada 'Sainthood' (2009), hingga puncaknya, transisi indie-folk-rock ke synth pop sepenuhnya dalam 'Heartthrob' (2013) yang dihujani puji-pujian.

Tahun ini, sambil merayakan 17 tahun karier mereka, Tegan and Sara merilis follow-up album berjudul 'Love You To Death' dengan resep sama; 10 kemilau karya synth-pop yang mengantarkan kiprah mereka menjadi lebih visioner (juga komersil).

Mereka memulainya dengan membawa kembali maestro dalam ranah synth-pop, Greg Kurstin (Adele, Sia, Ellie Goulding, Beck), sebagai produser tunggal. Bayang-bayang salah satu personel The Bird and The Bee ini sebetulnya sudah ada sejak era 'Heartthrob', dan dengan membawa kembali Kurstin bisa dibilang Tegan dan Sara, keduanya sedang bermain aman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Album 'Love You To Death' mengambil kisah cinta sesama jenis yang kompleks. Lirik dalam album ini jarang menggunakan subjek "He" atau "She", sehinga gambaran emosinya dapat dirasakan siapapun terlepas dari gender dan seksualitas. Hanya 2 lagu yang berbicara gamblang, 'Boyfriends' ('I don't wanna be your secret anymore'), terilhami dari masa lalu Sara dengan seorang wanita yang tidak pernah merasakan hubungan sesama jenis sebelumnya. Dan, lagu tentang komitmen dan pernikahan sesama jenis berjudul 'BWU', singkatan dari "Be With You"; tema yang sama dengan 'I Was Married' yang mereka nyanyikan dalam 'The Con' (2007).

Selain itu, Tegan and Sara mendeskripsikan ikatan darah sebagai saudara kembar dalam piano-ballad '100x' atau 'White Knuckles' yang diciptakan Sara tentang arti kehidupannya jika ia dilahirkan tanpa Tegan. Hubungan yang awalnya romantis berujung pada penyesalan pada lagu 'That Girl' memberikan ruang lebih pada pop yang berputar di telinga. Sedangkan 'Faint of Heart' dengan sound piano 90-an dan beat yang legit mengingatkan pada Haim, yang sama-sama merupakan band kakak-beradik.

Tidak banyak perubahan signifikan dari 'Heartthrob' (2013). Setiap lagu di album 'Love You To Death' seperti bentuk aktualisasi diri yang vokal. Dengan materi pop yang segar serta terpoles dengan baik, secara keseluruhan ini album yang bagus, meski tanpa perubahan berarti.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Hide Ads