Sejak mendapatkan penghargaan penulis lagu terbaik oleh Ivor Novello Award pada 2014, saya belum mendengarkan satu pun single barunya yang bisa ‘menandingi’ karyanya di ‘Long Way Down’ (2013). Single ‘Wrong Crowd’ seakan memilih ritme yang salah dan ‘Magnetised’ bermain agresif di piano, tapi itu tidak cukup. Setelah ia resmi merilis ‘Wrong Crowd’, album penuh keduanya yang ekspresif, saya masih merasakan hal yang sama.
Tom Odell tumbuh besar dengan musik Elton John. Ia banyak dipengaruhi oleh ‘Goodbye Yellow Brick Road’, album paling terkenal milik si Piano Merah yang dirilis lebih dari 40 tahun lalu. Jika Elton John dapat menciptakan lagu yang tak lekang oleh zaman, maka Tom kebalikannya. Ia menggiring lagu-lagunya dengan berkiblat ke belakang. Tom juga selalu ingin menciptakan lagu yang besar dan dramatis, dengan string di mana-mana dan melodi yang kaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain 2 single yang menurut saya “gatot” (alias gagal total), album ini masih memiliki beberapa lagu yang bisa diselamatkan. ‘Concrete’, misalnya, hadir sebagai karya seorang penyanyi pop-folk muda nan potensial yang mencoba untuk menambahkan beberapa intrik R&B.
‘They’re gonna look different tonight’, tulis Tom Odell optimis pada baris liriknya lagu ‘Constellations’ yang terinspirasi dari sebuah percakapannya di sebuah bar dengan seorang wanita.
Meski banyak mencoba sesuatu yang baru di album ini, Tom Odell tidak meninggalkan karakter khasnya; denting piano pintar di ‘Sparrow’, dan vokal lirih yang sanggup membuat wanita memekik histeris seperti pada ‘Jealousy’ atau ‘Still Getting Used To Being On My Own’ yang tampil dalam irama soulful.
Namun, lagi-lagi, ia melepaskan kesempatan untuk mengajak penyanyi lain untuk berkolaborasi dan membuat karya bersama, hal yang selalu dilakukan Tom sejak era EP ‘Song From Another Love’ (2012). Saya bisa membayangkan bahwa lagu ‘Silhoutte’ jika dinyayikan bersama Birdy, pasti akan jauh lebih melebur. Sayang sekali, Tom. Kali ini tidak berhasil lagi.
Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)