'Beauty Behind The Madness' The Weeknd: Kecantikan yang Tersembunyi

'Beauty Behind The Madness' The Weeknd: Kecantikan yang Tersembunyi

Rendy Tsu - detikHot
Jumat, 19 Feb 2016 15:10 WIB
Jakarta - Ketika Grammy 2016 membeberkan nominasinya untuk kategori “Best Album”, nama The Weeknd-lah yang mencuri perhatian saya pertama kali di antara para pembuat album terhebat lainnya.

Empat tahun lalu, Abel Tesfaye (nama asli The Weeknd) hanyalah anak muda dengan rambut aneh yang memainkan musik dark R&B sensual untuk para introvert. Tapi, sekarang ia memasuki chapter baru dengan masuk majalah Hollywood, berjalan di red carpet menggandeng Bella Hadid, dan berjuang melawan Taylor Swift merebut gelar terbaik tahun ini.

Jujur saja, jika tidak ada ‘1989’, maka saya akan menjagokan ‘Beauty Behind The Madness’ dalam Grammy yang baru saja berlangsung awal pekan kemarin. Tidak cuma superhits ‘Can’t Feel My Face’ yang melesat bagai peluru tepat sasaran, album ini dengan cerdik menyembunyikan kecantikannya yang dingin. Meskipun, album ini sedikit-banyak mirip dengan ‘Kiss Land’ ( 2013 ) dengan tema favorit Abel, sex and drugs.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan menikmati album ini dimulai ketika terdengar sound “industrial” mengawali ‘Real Life’ sebagai track pembuka. Saya pribadi menyukai ‘Tell Your Friends’ yang membawa kembali suasana era 80-an yang penuh syncopation keren. Abel juga menyajikan ‘Often’, racikan musik Drake dengan ‘Drunk in Love’ milik Beyonce.

Ada juga ‘The Hills’ yang bagai film horor menggagetkan dengan rap mabuk ala The Weeknd. Sedangkan ‘Shameless’ dimulai dengan akustik pemalu, diakhiri dengan solo gitar cari perhatian. The Weeknd tidak bersenang-senang sendirian, ia membawa Ed Sheeran ke dalam lagu soulful ‘Dark Times’, dan Lana Del Rey lagu ‘Prisoners’. Ia juga berduet dengan Labirinth di ‘Losers’ yang mirip ‘Freedom’-nya Pharrell.

Best of the best? Tentu saja lagu ‘Can’t Feel My Face’. Pengaruh Michael Jackson membuat lagu ini terasa sangat catchy. Abel bahkan terdengar ingin menjadi MJ dengan lagu ala ‘Thriller’ yang berjudul ‘In The Night’.

Meski akhirnya tidak berhasil merebut titel ‘Album of The Year’ di Grammy tahun ini, Abel membawa pulang ‘Best Urban Contemporary Album‘ dan ‘Best R&B Performance’ berkat lagu ‘Earned It’. Hasil yang sama sekali tidak buruk.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Hide Ads