Namun di lain sisi, hal ini malah membuktikan bahwa Coldplay berani mengambil setiap risiko yang ada ketika mengeksplorasi sound dalam setiap album mereka. Dari album pemuja Oasis, berimajinasi dengan elektronik, atau sekedar mencipta album cengeng pasca patah hati dari sang mantan istri.
Pada album ketujuh ini, (bahkan yang disebut Chris sebagai yang βterakhirβ) βA Head Full of Dreamsβ, Coldplay seakan meredakan rasa dahaga seluruh fans dengan memberikan album terceria, terbahagia, tertulus yang pernah mereka ciptakan. Dari segi mana pun, βA Head Full of Dreamsβ seperti kontradiksi dari βGhost Storiesβ; penuh euforia seperti yang tergambar jelas dari video klip single pertama βAdventure of a Lifetimeβ lewat tarian kera CGI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika βDrunk In Loveβ milik Beyonce sukses berat, menambahkan backing vocal sang diva pada βHymn For The Weekendβ mungkin dipercaya Chris Martin dkk dapat menambah kadar βmemabukkanβ pada lagunya (βSo drink from me / drink from me / When I was so thirstyβ). Lalu kehadiran sang mantan istri, Gwyneth Paltrow di βEverglowβ menimbulkan selintas pertanyaan; apakah ini merupakan hadiah perpisahan ataukah permulaan hubungan yang baru?
Padahal, tanpa backing vocal-nya, βEverglowβ sudah layak menjadi primadona pada album ini. Untungnya Chris dkk tidak lupa melontarkan perwujudan rasa syukur βAmazing Dayβ setelah berhasil melewati masa-masa buruk di album βGhost Storiesβ.
βDidnβt we have fun?β tanya Chris pada Tove Lo di lagu βFunβ. Ya, mereka jelas sedang bersenang-senang kali ini.
Rendy TsuΒ (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)











































