'Purpose' Justin Bieber: Bukan Lagi Sebuah Guilty Pleasure

'Purpose' Justin Bieber: Bukan Lagi Sebuah Guilty Pleasure

Yarra Aristi - detikHot
Senin, 23 Nov 2015 10:36 WIB
Purpose Justin Bieber: Bukan Lagi Sebuah Guilty Pleasure
Jakarta - Ada sebuah momen dalam hidup kita, kaum dewasa, ketika tidak ingin mengakui bahwa Justin Bieber ada dalam daftar guilty pleasure kita. Kecuali, Anda adalah remaja ABG, yang jelas-jelas menggilai penyanyi yang dulunya cilik dengan model rambut berponinya yang khas itu.

Tapi, ini tahun 2015. Justin Bieber sudah menginjak usia 21. Ia telah menjadi bintang pop dunia yang sukses. Dari waktu ke waktu, banyak perubahan yang terjadi dalam dirinya. Dari segi penampilan, penyanyi cilik yang dulu melantunkan 'Baby' itu sudah menjelma menjadi pria dewasa yang terlihat matang. Banyak tato yang menghiasi tubuhnya. Ia pun kian rajin muncul di banyak sampul majalah dengan tatapan yang melelehkan, sembari menunjukkan tubuh indahnya yang sudah bisa Anda sandingkan dengan David Beckham. β€œThat’s a real beauty!” komentar Diane Kruger ketika bertemu Bieber secara live di The Ellen Show.

Dari segi musik, sejak album β€˜Believe’ ia perlahan meninggalkan pop ceria yang dulu diusungnya. Kali ini hadir β€˜Purpose’, sebuah album yang sungguh berbeda dari album-album Bieber sebelumnya. Album ini cukup impresif, berisikan ramuan musik pop dalam berbagai variasi yang mudah dicerna. β€˜What Do You Mean?’ sebagai single pertama adalah track summer dance yang dibuat oleh Mason β€œMdL” Levy bersama dengan sound engineer Bieber, Josh Gudwin. MdL ini orang yang bertanggung jawab atas kesuksesan lagu Bieber yang berjudul β€˜Boyfriend’, juga single β€˜Daylight’ milik Maroon 5. Lalu ada β€˜I’ll Show You’ yang merupakan sebuah balada dengan sentuhan EDM racikan dari Skrillex dan Blood dengan videoklip yang ciamik belatar belakang pemandangan di Iceland.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€˜Sorry’ adalah track bernuansa dancehall yang seksi, dihiasi oleh suara desahan wanita yang terus mengiang. Lagu yang berisi penyesalan tulus ini dibumbui juga dengan kalimat yang pongah, β€œIs it too late now to say sorry?/ Cause I'm missing more than just your body….” Seolah menunjukkan karakter laki-laki yang butuh namun gengsi. Lanjut ke lagu berikutnya, β€˜Love Yourself’, sebuah kolaborasi antara Bieber dan Ed Sheeran yang hanya menghadirkan petikan gitar elektrik nan sepi dan sedikit terompet. Berbekal lirik moving on yang percaya diri dan refrain yang catchy, lagu minimalis ini terasa cukup maksimal. Satu lagi yang menarik adalah track R&B dengan sentuhan EDM bertajuk β€˜Company’ yang teduh. β€˜No Pressure’ dan β€˜No Sense’ hadir dengan nuansa medium R&B yang akan mengingatkan Anda pada track-track andalan milik Usher.

Bieber akan mengajak Anda dalam sesi renungan mengenai cinta dan hidup dalam lagu balada β€˜Live Is Worth Living’, dengan nyanyiannya yang soulful. Lirik yang bijak pada β€˜Children’ pun akan membuat Anda termangu, sebelum akhirnya Anda diajak bergoyang dengan dentuman beat dan synth yang ramai hasil olahan Skrillex. Satu lagi balada, kali ini berbasis piano, ia hadirkan pada sebagai penutup, β€˜Purpose’, yang menjadi judul album ini, sebuah lagu yang terasa sangat personal mengenai diri, hidup, dan kariernya.

Bieber tidak menawarkan teknik vokal yang ambisius pada album ini. Hampir semua lagu menampilkan nyanyiannya yang mengambil suara tengah cenderung rendah, lengkap dengan desahan yang membuat image dewasanya kian mantap. Pemilihan nama-nama seperti Blood, Skrillex, Diplo, MdL, The Mogul, dan nama hebat lainnya sebagai produser sukses membuat album ini berbobot dan bergengsi. β€˜Purpose’ adalah sebuah album naik kelas yang berhasil.

Yarra Aristi pernah bekerja sebagai wartawan musik di dua majalah musik terkenal. Kini penyiar dan music director di sebuah stasiun radio swasta terkenal di Jakarta.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads