'Talking is Hard' Walk The Moon: Eksplorasi Dansa dan Rock yang Memukau

'Talking is Hard' Walk The Moon: Eksplorasi Dansa dan Rock yang Memukau

Rendy Tsu - detikHot
Jumat, 21 Agu 2015 10:42 WIB
Jakarta - Sejak mendengar single musim panas ‘Anna Sun’, saya tahu Walk The Moon termasuk band yang potensial. Mereka termasuk sejenis generasi penerus Panic! At The Disco yang cukup menonjol di antara band-band serupa. Pada album terbaru mereka ‘Talking is Hard’, Walk the Moon seakan menyatakan bahwa semangat mereka tidak dapat dibendung lagi. Mereka memberikan 12 lagu agresif dan haus atensi yang ditulis secara intensif selama 6 minggu yang diambil dari sela-sela jadwal tur yang padat.

Nomor pertama ‘Different Color’ meringkas nuansa album ‘Talking is Hard’ dengan gambaran dance-pop dengan perpaduan rock dan new-wave 80-an. Lalu mereka menciptakan lagu seperti ‘Sidekick’ yang mirip Haim dengan vokalis cowok. Seperti tersirat dari judulnya, album ini penuh lagu dengan lirik lugas, tanpa hiperbola. Tema seperti ‘Shut Up and Dance’, sebuah ode untuk membebaskan diri dari belenggu kesadaran diri dan tema motivasi remaja lainnya digunakan kuartet ini untuk menulis lagu.

Namun, inspirasi musik tahun 80-an memang memberikan ruang lebih untuk eksplorasi musik dansa dan rock yang digunakan Walk The Moon pada album ini. Salah satu contohnya ‘Up 2 You’ dan ‘Spend your $$$’ yang menyajikan napas berbeda dari Walk The Moon yang berubah jadi lebih rockabilly!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa kali mereka masih menciptakan lagu membosankan seperti ‘Avalance’ yang sudah lazim dibuat oleh band-band indie-pop lainnya, atau ‘Portugal’ dengan mengendalikan synth secara berlebihan. Namun, well, setidaknya mereka masih cukup terselamatkan, karena berhasil mencegah idiom kesedihan ‘Down in The Dumps’ muncul dengan cara membuat lagu yang lebih danceable.

‘We are the Kids’ juga menjadi salah satu karya terbaik yang pernah mereka garap. Pemberontakan khas remaja “You say that we won't, but you know that we will / you know that we will keep on

Dua lagu terakhir juga memukau saya. ‘Come Under The Covers’ dengan drum powerful memberikan kemeriahan tidak biasa untuk ukuran band seperti mereka. Sedangkan, nuansa tropis pada ‘Aquaman’ layak masuk ke playlist slowdance pada acara prom-night sekolah.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads