Di tahun 2015 ini, dalam rangka merilis album 'The Original High', ia berpindah label rekaman atas alasan perbedaan jalan pemikiran dan kreativitas. Maka itu ia pun menggaet nama-nama baru untuk membantunya meramu lagu-lagu yang ada dalam album ini. Max Martin dan Ali Payami memberikan kontribusi terhadap konsep EDM yang ada pada track pertama 'Ghost Town', sebuah single dengan ramuan ala AVIICI yang cukup catchy, dan surprisingly, dibawakan dengan baik oleh Lambert.
Kita biasa mendengarkan falsetto Lambert yang khas, namun pada album ini ia tampak sedikit meredamnya. Terdengar sisi rapuh pada dirinya yang jarang kita dengar sebelumnya. Tidak terlalu berapi-api dan membahana dengan teriakan lantangnya, ia hadir dengan kalem, seperti yang bisa Anda simak pada 'Another Lonely Night', 'Underground', 'Rumors', dan 'Things I Didnβt Say'. Tak lantas menghilangkan asetnya begitu saja, nada-nada tinggi itu tetap muncul di sana-sini, namun dalam kadar yang tidak terlalu lantang. Untuk Anda yang memiliki deluxe edition album ini, coba dengarkan bonus track 'Shame' yang seru dan genit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara keseluruhan, album ini terdengar lebih manusiawi dan lebih laid back. Tidak ngotot namun tetap memiliki karakter. Dan satu lagi yang penting, Lambert tak hanya lebih kalem pada aransemen lagu-lagunya, dalam hal penampilan pun ia menghilangkan citra glam rock yang biasa disandangnya. Hilang sudah alis tebal lancip, tata rambut spiky ala emo rocker, eyeliner berlebihan, dan lipstik bernuansa metalik dari bibirnya. Ia tampil layaknya manusia pada normalnya, dan semoga Anda pun bisa lebih mererima dia apa adanya. Lagi pula, ia sudah lama memiliki aura pop star yang kuat dalam dirinya sejak lama, bukan?
Yarra Aristi pernah bekerja sebagai wartawan musik di dua majalah musik terkenal. Kini penyiar dan music director di sebuah stasiun radio swasta terkenal di Jakarta.
(mmu/mmu)











































