Alexa yang kini hanya menyisakan tiga kepala; Aqi Singgih, Nur Satriatama, dan Fajar Arifan, tidak membuat album ini terasa hampa. Justru sebaliknya, ‘Dulu, Kemarin, Sekarang' yang dibantu oleh banyak nama —salah satunya Adrian Martadinata pada gitar akustik— terutama kerabat terdekat Alexa (saya bicara tentang para istri yang menjadi paduan suara dadakan), membuat album ini terdengar lebih hangat dan kekeluargaan.
Hal tersebut juga ditampilkan dalam single pertama bertajuk ‘Pulang’ yang dirilis pada April lalu. Lagu yang mengesankan, jika saja kata “pulang” di lirik tidak diulang hingga lebih dari 20 kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsep power-pop masih menjadi nadi utama mereka, namun dengan beat yang lebih intens. Misalnya pada ‘Satu Yang Terpenting’ yang memberikan sentuhan U2, dan ‘Satu Kosong’ mengingkatkan kita pada tembang-tembang lawas Koes Plus.
Salah satu yang paling menarik adalah ‘Cinta Melulu’, lagu yang dibeli dari Efek Rumah Kaca (ERK) dari album perdana mereka. Meski jadi lebih funky, tidak banyak perubahan yang signifikan dari versi asli ERK. Namun, pemilihan lagu tersebut bisa menjadi sindiran kecil untuk industri musik Indonesia saat ini. (“Atas nama pasar semuanya begitu klise”), dan untuk perusahaan rekaman mereka terdahulu.
Tapi, mungkin saja itu hanya lelucon. Sebab, faktanya Alexa juga tetap membuat lagu cinta-cintaan seperti ‘Bulan’ yang dapat disejajarkan dengan hits ‘Dewi’. Jauh lebih daripada balada pop cengeng seperti ‘Sekali Lagi’.
Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)