Apakah itu keberutungan pemula? Mungkin tidak. Karena, pada Februari lalu, hanya dalam 8 minggu pembuatan, akhirnya muncul 'Coming Up for Air'. Ini layaknya simbol bahwa Kodaline telah merangkak naik ke tingkatan yang lebih tinggi, atau yang saya artikan sebagai "upaya agar tidak terdengar seperti Coldplay versi cengeng lagi".
Mereka memberikan highlight utama 'Honest', percobaan yang sedikit lebih kreatif dengan riff bernuansa gothic dan ritme keras Imagine Dragons. Di sini mereka lebih produktif; kabarnya kebanyakan lagu diciptakan di live studio dalam waktu yang cepat. Alhasil mereka mencoba hal-hal tidak pernah terbayangkan, contohnya 'elektronik', kosakata aneh yang tidak pernah mereka pikirkan dalam 'In A Perfect World' namun kini mereka menaruhnya di tempat yang mereka sendiri tidak yakin akan bekerja, dan malah akhirnya menjadi hook utama ('Human Again').
Β
Salah satu perhatian utama lainnya adalah 'The One', penerus kejeniusan 'All I Want' dengan string sections yang digunakan untuk menyatakan perasaan pada calon pasangan. Sama seperti debut 'In A Perfect World', Steve Carrigan (vokalis) menulis sebagian besar lirik untuk album ini, kecuali ada pergantian pemain dalam penulisan 'Autopilot'; bermula gitaris Mark dan bassis Jason merekamnya dalam laptop dan jadilah "Feels like an empty space/ You don't enjoy the taste" --chorus terseksi yang pernah dibuat Kodaline.
Sulit rasanya lepas dari tempelan band besar seperti Coldplay jika 'Coming Alive' memiliki ritme rapat seperti 'Hurts Like Heaven' dan 'Lost' ("Cause we are ordinary people beautiful as we are/ We can still get lost, lost") mirip lengkingan Matthew Belammy dari Muse di verse 'Hysteria'. Dan, 'Unclear', judul yang pantas diajukan untuk soundtrack film dari novel John Green lainnya dengan vokal multi-tracking yang terdengar seperti choir sebesar stadium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rendy TsuΒ (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)