Album debutnya, 'Vows' dipenuhi oleh lagu-lagu pop yang catchy dan menyenangkan. Jika terdapat lagu yang sedikit unik, Kimbra masih mengemasnya dalam balutan pop. Dalam 'The Golden Echo', Kimbra berani keluar dari zona nyaman dan aman, lantas menjelajahi berbagai kemungkinan yang ada.
Struktur lagu-lagunya sangat tidak pop, dan variasi suaranya pun semakin berani. Contohnya 'Everlovin' Ya' yang memiliki nuansa trippy, lengkap dengan vokal yang unik. Pada 'Love In High Places', beat berat-menyeret dan bunyi ketukan snare drum yang renyah mengiringi vokal Kimbra yang berlapis-lapis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Favorit saya adalah 'Carolina', sebuah kombinasi dari tata musik motown dengan aransemen vokal vocoder yang membius. Sangat kreatif.
Konon, 12 lagu yang ada dalam album ini hasil seleksi ketat dari jumlah lagu yang tadinya 70 buah. Ada beberapa lagu pilihan yang memang potensial untuk menjadi hit. Namun, ada juga beberapa yang terdengar terlalu dipaksakan untuk disandingkan dengan lagu-lagu Kimbra yang lebih catchy. Mungkin untuk penyeimbang, mungkin juga untuk menonjolkan idealisme Kimbra yang belum sempat terungkap sebelumnya.
Yang jelas, di album ini Kimbra terdengar makin kreatif bermain dengan vokalnya dan berhasil menciptakan banyak instrumen baru dari hasil olah vokalnya tersebut. 'The Golden Echo' memang belum bisa dianggap sebagai penyetara album 'Vows'. Namun, setidaknya kali ini Kimbra berani keluar dari garis amannya.
Yarra Aristi pernah bekerja sebagai wartawan musik di dua majalah musik terkenal. Kini penyiar dan music director di sebuah stasiun radio swasta terkenal di Jakarta.
(mmu/mmu)











































