'Musik Pop': Yang Terbaik dari Maliq & D'Essentials

'Musik Pop': Yang Terbaik dari Maliq & D'Essentials

- detikHot
Rabu, 18 Jun 2014 10:56 WIB
Jakarta - Setahun berselang setelah 'Sriwedari' (2013), album 'Musik Pop' memang bisa disebut sebagai sebuah proyek dadakan. Berawal dari kerjasama antara Maliq & D'Essentials dengan salah satu perusahaan provider dan shopping online terkenal untuk membuat sebuah album mini, proyek tersebut akhirnya "keterusan" hingga menjadi album penuh.
 
Meski pengerjaannya tampak spontan, tapi Angga dkk berani menyatakan bahwa ini adalah album terbaik sepanjang karier mereka setelah sebelumnya produktif merilis 5 album; '1st' (2005), 'Free Your Mind' (2007), 'Mata Hati Telinga' (2009), 'The Beginning of A Beautiful Life' (2010), dan 'Sriwedari' (2013).

Prinsip "Yesterday nostalgic sound, now attitude, and tomorrow vision" tetap diusung oleh band ini di album ke-6 mereka yang diluncurkan bertepatan dengan ulang tahun ke-12 Maliq & D'essentials yang jatuh pada 15 Mei. Secara garis besar 'Musik Pop' bercerita tentang Samsara atau The Circle of Life. Tema tentang kelahiran, kehidupan dan kematian yang diangkat Angga dkk seakan menepiskan anggapan bahwa musik pop adalah musik yang acap dikenal sebagai musik menye-menye. Padahal tidak begitu.
 
Satu menit 'Pintu' membuka dengan dentingan piano dan diakhiri oleh bunyi-bunyian artifisial, menjadi intro album yang mencerahkan pikiran. Kemudian di lagu 'Semesta', liriknya memberikan pengertian ulang untuk memaknai kehidupan manusia ("Di hari yang tentukan/ dilahirkan, ditemukan dan dipisahkan").
 
Single utama 'Ananda' yang berisikan pesan, harapan, dan doa bagi sang buah hati merupakan hasil kerjasama Maliq & D'Essentials dengan Indra Lesmana, sang maestro jazz Indonesia. Vocoder dan synthesizer (mengingatkan pada trio LLW; Lesmana, Likumahuwa, Winarta) seakan memberikan ruang terbuka tanpa batas genre. Mereka menjulukinya "minor in major". Tidak hanya 'Ananda', Kolaborasi dengan Indra Lesmana juga terjadi pada lagu berjudul 'Nirwana', menampilkan solo seqeuncer yang mengawang-ngawang.

Jika pada album 'Sriwedari', Maliq punya 'Drama Romantika', maka pada 'Musik Pop' mereka punya 'Taman'; suara biola, nuansa Timur Tengah bercampur bunyi-bunyian efek dari film sci-fi luar angkasa dekade 70-an. Ada choir juga yang mengisi lagu 'Ombak Utara' tentang kenangan perpisahan ("Lembayung senja merekam sisa ingatan kita").

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musik Pop tidak melulu cengeng, tidak selalu menye-menye, juga tak tipikal bicara cinta-cintaan saja. 'Musik Pop' juga bukan berarti harus mengesampingkan kualitas supaya mudah diterima dan laku di pasaran. Hal itulah yang ingin disampaikan oleh Maliq & D'Essential bahwa esensi dari "pop" sebagai aspek budaya populer tidaklah sedangkal itu. Mereka sukses memberi definisi ulang terhadap musik pop Tanah Air.

'Musik Pop' bukan hanya karya terbaik Maliq & D'Essentials, malahan saya memberinya titel sebagai calon "Album Indonesia terbaik Tahun Ini".

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Music Publicist salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads