Album ini dibuka dengan intro megah, deru tepuk tangan dan hentakan drum dalam 'Raja Negeriku', sebuah lagu yang akan membuat Anda seketika merinding. Lagu ini begitu istimewa karena sesekali memasukkan cuplikan pidato Bung Sukarno di intro, reff maupun coda. NOAH pun tidak sendiri, mereka dibantu oleh 200 tahanan penghuni Rutan Kebon Waru, Bandung, tempat Ariel sempat mendekam. Sontak ratusan suara tersebut menyatu menjadi anthem pembuka dari album yang paling ditunggu-tunggu semua orang ini.
Dilanjutkan dengan 'Jika Engkau', dengan sound intro yang (seakan-akan) terinspirasi dari salah satu alat musik etnik Nusantara. Sampai akhirnya vokal Ariel yang khas masuk, mengingatkan kita kembali dengan hits dalam album 'Bintang di Surga' (2004) atau 'Hari yang Cerah' (2007) dengan versi karakter vocal dan sound yang lebih matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NOAH juga sampai ‘memboyong’ Ryan 'D’Masiv' untuk penulisan lirik lagu 'Hidup Untukmu Mati Untukmu'. Dan jika Anda simak baik-baik, tampaknya ada sound di intro lagu ini yang mirip dengan sound khas Coldplay. Memang, Coldplay selama ini disebut-sebut sebagai salah satu band yang menginspirasi NOAH.
Dan, setelah sukses mengaransemen ulang 'Kisah Cintaku' (ketika masih bernama Peterpan), NOAH kembali menampilkan hits Chrisye lainnya yaitu 'Sendiri Lagi'. Mencoba untuk tidak terbayangi oleh karakter vokal Chrisye yang khas, lagu yang ditulis oleh Ryan Kyoto itu berhasil diolah menjadi berbeda oleh Ariel cs.
Biasanya dalam hal penulisan lirik, Ariel masih memegang peranan penuh. Tapi, dalam album ini Ariel hanya terlibat pada 5 dari 10 lagu, termasuk 'Ini Cinta', 'Terbangun Sendiri' dan 'Puisi Adinda'. Lukman menyumbang sebuah lagu yang diberi judul 'Demi Kita'. Kehadiran David sejak 2008 tampaknya memang memberikan warna baru. Selain single 'Separuh Aku', kontribusinya juga terlihat jelas dalam lagu 'Tak Lagi Sama'.
Ariel benar, hampir tidak ada perbedaan yang menonjol dalam segi musikalitas dan sound yang ditampilkan album 'Seperti Seharusnya' dibandingkan album-album sebelumnya. Yang sesungguhnya berbeda dalam band ini adalah semangat baru.
Semangat untuk kembali ke dalam industri musik Indonesia setelah penantian panjang yang dialami Ariel, Lukman, Uki, Reza dan David. Kalimat Ariel tersebut seolah-olah memberikan pesan bahwa 'Seperi Seharusnya' merupakan merupakan tonggak baru dari perjalanan panjang sebuah band yang baru saja berganti nama menjadi NOAH.
Rendy Tsu penulis dan blogger, mendedikasikan tulisannya untuk musik.
(mmu/mmu)