'Utopia': Definisi Surga ala Bjork

'Utopia': Definisi Surga ala Bjork

Yarra Aristi - detikHot
Senin, 04 Des 2017 20:33 WIB
'Utopia' Foto: Bjork
Jakarta - Normal tidak pernah ada dalam kamus musik seorang Bjork. Perempuan eksentrik ini sudah bertahun-tahun terkenal dengan karya-karyanya yang impresif, lebih sering ajaib. Apa yang ia persembahkan pada 'Utopia' ini adalah kelanjutan dari ide-idenya yang selalu brilian dan tak terpikirkan. Menghadirkan dua co-produser yang sama imajinatifnya, yakni Arca dan Rabit, album ini penuh berisi orchestra, harpa, flute, dan tata vokal yang kreatif.

'Utopia' merupakan gambaran sebuah surga versi Bjork. Bunyi harpa dan flute mendominasi tata musik yang ada pada album ini. "Arisen My Sense" sebagai track pertama datang dengan sekumpulan bebunyian ajaib yang tak terduga, mulai dari cuitan burung hutan, hingga sound-sound ajaib lainnya. Namun kemudian lagu ini menghadirkan alunan suara harpa yang mengantar kita kepada gubahan avant-garde. Sebuah momen di mana Anda tak tahu akan memutuskan untuk menikmatinya atau mengernyitkan alis. Namun Bjork, lagi-lagi menjadi dirinya sendiri dengan khasirmanya, mampu membuat lagu ini kemudian mengalun indah tanpa keraguan.

Lalu ada "Blissing Me" yang merupakan sebuah track cantik yang unik. Di antara nyanyian yang terdengar sakral, Bjork bicara mengenai kisah cinta virtual, "Is this excess texting a blessing, Two music nerds obsessing/ Sending each other MP3s, Falling in love to a song..". Adalah hal yang menakjubkan bagaimana ia bisa mengemas lirik yang sungguh modern menjadi lantunan yang apik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Courtship" merupakan salah satu bukti bahwa Bjork masih memiliki kadar normal dalam lagu-lagu gubahannyayang ditemani beat digital dan hembusan flute nan elok, walaupun tidak sepenuhnya terdengar biasa.. Sementara "Features Creatures" hadir diawali dengan vokal latar berlapis-lapis yang menghantui, bagai nyanyian gua di tengah malam yang sunyi. Bjork pun bernyanyi mengalun begitu saja tanpa ada ketuka ataupun batasan-batasan tertentu diiringi hembusan flute.

"Tabula Rasa" merupakan seruan harapan bagi generasi penerus. Sebuah keinginan bagi anak-anak agar dapat menjalani hidup yang suci dan di jalan yang benar, tidak ternodai oleh banyaknya kesalahan dan carut-marut yang ada di berbagai penjuru dunia. "Claimstaker" adalah sebuah track eksperimental yang kembali menghadirkan suara-suara janggal. Lagu ini merupakan sebuah narasi mengenai keindahan alam yang Bjork selalu temui semasa kecilnya. Kemudian ada "Paradisa", sebuah track instrumental yang penuh dengan tiupan flute yang menyejukkan.

Itu dia definisi surga versi penyanyi asal Islandia ini. Terlepas dari betapa mengganggunya artwork album yang dihadirkan, gubahan dalam 'Utopia' masih memiliki keindahan dan wibawa yang selalu dibawa Bjork dalam setiap karyanya. (dar/dar)

Hide Ads