'Utopia' merupakan gambaran sebuah surga versi Bjork. Bunyi harpa dan flute mendominasi tata musik yang ada pada album ini. "Arisen My Sense" sebagai track pertama datang dengan sekumpulan bebunyian ajaib yang tak terduga, mulai dari cuitan burung hutan, hingga sound-sound ajaib lainnya. Namun kemudian lagu ini menghadirkan alunan suara harpa yang mengantar kita kepada gubahan avant-garde. Sebuah momen di mana Anda tak tahu akan memutuskan untuk menikmatinya atau mengernyitkan alis. Namun Bjork, lagi-lagi menjadi dirinya sendiri dengan khasirmanya, mampu membuat lagu ini kemudian mengalun indah tanpa keraguan.
Lalu ada "Blissing Me" yang merupakan sebuah track cantik yang unik. Di antara nyanyian yang terdengar sakral, Bjork bicara mengenai kisah cinta virtual, "Is this excess texting a blessing, Two music nerds obsessing/ Sending each other MP3s, Falling in love to a song..". Adalah hal yang menakjubkan bagaimana ia bisa mengemas lirik yang sungguh modern menjadi lantunan yang apik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tabula Rasa" merupakan seruan harapan bagi generasi penerus. Sebuah keinginan bagi anak-anak agar dapat menjalani hidup yang suci dan di jalan yang benar, tidak ternodai oleh banyaknya kesalahan dan carut-marut yang ada di berbagai penjuru dunia. "Claimstaker" adalah sebuah track eksperimental yang kembali menghadirkan suara-suara janggal. Lagu ini merupakan sebuah narasi mengenai keindahan alam yang Bjork selalu temui semasa kecilnya. Kemudian ada "Paradisa", sebuah track instrumental yang penuh dengan tiupan flute yang menyejukkan.
Itu dia definisi surga versi penyanyi asal Islandia ini. Terlepas dari betapa mengganggunya artwork album yang dihadirkan, gubahan dalam 'Utopia' masih memiliki keindahan dan wibawa yang selalu dibawa Bjork dalam setiap karyanya. (dar/dar)