SEIRA Band, yang Harus Terjadi...Terjadilah

Jakarta - SEIRA mengikrarkan diri mereka sebagai sebuah "keluarga" dari Jogja yang mencoba berkarya dalam bidang musik. Sepanjang mereka berdiri 4 Januari 2004 mereka cukup banyak berkiprah di dunia hiburan Jogja. Seto (gitar), Evy (Vokal), Izet (gitar), Aat (Bass), Adel (Drum) dan Zaka (Keyboardist) memilih jalur musik pop sebagai genre yang mereka anut. Nama SEIRA sendiri berasal dari nama sang vokalis mereka dulu yang kini tidak bisa ikut berjuang bersama mereka, selain itu SEIRA bagi mereka berarti "Whatever Will Be, Will Be," jadi apapun yang terjadi terjadilah. SEIRA bukanlah nama baru di blantika musik Jogja, catatan pentas Seto dan kawan-kawan juga tidak sedikit. Selain aksi panggung, band bentukan setahun lalu itu juga banyak mengikuti kejuaraan-kejuaraan. Dalam berbagai pertandingan itu SEIRA tak pulang dengan tangan kosong, Juara III Festival Musik Piala Gubernur DIY "Amal dan Donor Darah" Maret 2004, Juara I Kampus Ngeband 100% Jogja, 6 agustus 2004, dan berbagai penghargaan lain pernah diraihnya. Aktivitas mereka sebagai sebuah 'keluarga' juga sangatlah padat, kini mereka menjadi pengisi mingguan sebuah tempat makan fast food di Jogja. Detikhot menemui mereka saat sedang istirahat untuk menyiapkan diri tampil malam harinya. "Kita sekarang sedang dalam tahap promo dan publikasi nama kita agar lebih berkibar, dan suatu kesempatan besar saat kita main tahun baru diluar Jogja, kita manggung di Purwokerto, acaranya seru penontonnya sangat antusias walau diselingi gerimis" kenang Seto. Selain show dan kompetisi band, SEIRA juga telah merilis mini album produksi sendiri pada Januari tahun 2005. Hits andalan mereka, "Priaku" bahkan dijadikan soundtrack film indie berjudul "Sangat Laki-Laki" garapan Nugros Sinema.Selain "Priaku", di mini album SEIRA terdapat beberapa lagu lain seperti, "Pendusta Yang Mulia". Lagu tersebut sebelumnya juga pernah dimuat di album kompilasi Adult Indiez se Jogja-Jateng. (fta/)