Joget Bareng 3 Pemuda Berbahaya, Konser WJF 2023 Resmi Dimulai

Joget Bareng 3 Pemuda Berbahaya, Konser WJF 2023 Resmi Dimulai

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Minggu, 03 Sep 2023 15:35 WIB
3 Pemuda Berbahaya ft Sallsa Bintan di Konser West Java Festival 2023 di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Minggu (3/9/2023).
3 Pemuda Berbahaya di atas panggung WJF 2023. Rachman Haryanto/Detikcom
Jakarta - Konser West Java Festival (WJF) 2023 akhirnya resmi dimulai. Panggung megah di Stadion Siliwangi itu dibuat berisik oleh tampilnya grup 3 Pemuda Berbahaya.

Beratap sinar matahari yang terik-teriknya, 3 Pemuda Berbahaya membuka penampilan lewat lagu daur ulang Ikan Dalam Kolam yang bernada dangdut. Disusul lagu Sepeti Mati Lampu milik Nasar.

Dua lagu pembuka seperti menjadi penyejuk bagi penonton yang telah memadati Stadion Siliwangi sejak tadi. Berjoget bersama pun tak terelakkan menjadi pemandangan.

Di Wilayah Jawa Barat, nama 3 Pemuda Berbahaya sudah santer terdengar. Berawal dari kafe ke kafe pada 2017, saat ini ketiganya sudah mulai menginjakkan kaki di panggung yang lebih besar.

3 Pemuda Berbahaya dibentuk oleh tiga orang pemuda yakni Taufik Suyandi (Opik), Helmy Muhammad Syaban (Metzbellamy) dan Kustiaman (Abet) di akhir 2017 lalu. Mereka bertiga saling mengenal karena sering mengisi acara live musik dari kafe ke kafe di Kota Bandung.

"Ada yang tahu nggak arti nama Berbahaya di sini?" Tanya personelnya dari atas panggung.

Salah satu penonton mengacungkan tangan, meneriakkan apa arti 'Berbahaya' itu. "Berbakti kepada bunda dan ayah," teriak penonton. Jawaban itu benar dan memang itulah arti dari nama mereka.

Di awal karier, 3 Pemuda Berbahaya menggunaka YouTube sebagai media perkenalan. Sampai akhirnya merilis karya sendiri. Salah satunya yang juga dibawakan berkolaborasi dengan Salsa Bintan di panggung WJF 2023 berjudul Basa-Basi Busuk.

Tampil interaktif, masing-masing personel kerap mengajak ngobrol penonton. "Ada yang dari Garut?" Sapa mereka sebelum menyanyikan lagu berjudul Domba Kuring yang liriknya penuh berbahasa Sunda.

Karena sudah banyak tahu, penonton asik berkelompok dan berjoget bersama. Saling merangkul, lalu melempar kaki ke kanan dan kiri bersamaan. Meski baru mulai, pemandangan penonton yang berjoget sambil diangkat di bahu temannya sudah langsung terlihat.

Matahari terasa semakin sejuk dari atas sana, menambah silau dan panasnya. Sembari teriring megahits dangdut era kini, Rungkad. Tidak seperti arti lagunya, penonton justru makin hidup dan bergeliat. Suara suara nyanyian mulai nyaring terdengar.

"Kita nggak mau ada lagu terakhir, karena kita pasti akan bertemu lagi. Jadi, ini lagu pamungkas dari kita, Aca Aca Nehi Nehi," ujar Opik sebelum menutup penampilan 3 Pemuda Berbahaya.


(ass/ass)

Hide Ads