Menurut Gianluigi selaku Chief Executif Officer Komisico, acara ini diinisiasi sebagai bentuk kepedulian pemuda terhadap masa depan bangsa. Festival ini pun terbilang antimainstream, karena turut mengajak anak muda dalam gebrakan yang positif.
"Semua berawal dari anak muda kami percaya Festival Kasih Putih ini untuk membangun anak muda. Ini bukan sekadar festival musik yang untuk bersenang-senang, lebih dari itu kita mengajak melakukan gerakan kebaikan dan cinta kasih sayang untuk anak, cucu di masa depan," kata Gianluigi dalam konferensi pers di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/8/2023).
Sementara itu, Aldisyah Latuihamallo, CEO Musik Bagus, menyebut festival ini dilihat bukan hanya konsernya berbeda, melainkan pula siapa dibaliknya. Sebelumnya Musik Bagus telah sukses membuat konser 25 tahun Glenn Fredly.
"Pertama-tama yang kita lihat bukan cuma konsernya, tapi siapa orang dibalik konsernya, konsepnya. Karena konsepnya lain dari festival yang pernah ada. Harapan semoga bisa menjadi dampak yang luas, apa yang beda dan punya dampak ke depan untuk masa depan kita," kata Aldisyah dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, Festival Kasih Putih turut didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Dito Ariotedjo berharap festival ini dapat mengenal lebih jauh sosok Glenn Fredly sebagai tokoh pergerakan yang kerap menyuarakan masalah sosial seperti ketertindasan kaum Marjinal hingga HAM.
"Menurut saya ini festival, suatu gerakan yang dikemas festival, ini antimainstream, karena generasi muda anak muda harus tahu juga karena almarhum Glenn Fredly itu bukan hanya musisi tapi dari zaman kuliah saya kebetulan dulu aktivis dari zaman saya kuliah, Glenn Fredly itu tokoh utama pergerakan. Juga yang utamanya dia selalu menyuarakan diskriminasi kaum Marjinal, perjuangan HAM, Munir itu Glenn yang paling keras. Indonesia Timur dan Ambon itu almarhum Glenn juga yang selalu bersuara lewat karya seni," beber Dito Ariotedjo.
Dito juga ingin festival ini dapat menimbulkan rasa toleransi dari generasi muda. Termasuk anak muda lebih peduli dengan situasi masa depan.
"Jadi ini suatu gerakan sosial yang saya setuju banget bahwa yang namanya gerakan politik bukan hanya partai saja. Tapi bagaimana anak muda aware sama situasi dan di mana bisa menghargai toleransi dan berbagai macam nilai sosial lainnya, jadi saya rasa ini acara yang sangat bagus, mengajarkan anak muda masa kini tetap peduli dengan dibalut festival musik, Kasih Putih," beber Dito Ariotedjo.
Dito juga ingin acara ini tidak hanya digelar di tiga kota saja, melainkan di banyak daerah di Indonesia juga. Karena menurut Dito, bukan hanya bagaimana mencari dukungan tapi bagaimana anak muda dapat ikut berpartisipasi dengan santun dan kebersamaan.
"Jangan setiap kota, tapi seluruh daerah di Indonesia. Kita juga harus melihat realita apalagi sudah mau tahun 2024 yang mulai hangat. Maka toleransi dan juga pemahaman perjuangan ini harus mulai disosialisasikan dengan cara yang unik. Tujuannya bukan cuma cari dukungan tapi bagaimana anak muda bisa berpartisipasi dengan cara yang santun dan juga kebersamaan," pungkas Dito.
Pada acara tersebut, akan ada kegiatan-kegiatan sosial sebelum sampai di hari acara yang digaungkan dengan tujuan masyarakat berpartisipasi dan dapat memaknai arti dari Kasih Harus Dibagi.
Lalu di setiap titik acara nanti, akan ada live experience tentang Kasih Harus Dibagi yang bisa dirasakan oleh penonton, sehingga akan ada pengalaman yang beda saat pulang dari Festival Kasih Putih. Bahkan acara terdekat ada pembagian bunga mawar putih di lima kota, seperti Jakarta, Solo, Ambon, Bandung, dan Surabaya pada 1 Oktober 2023.
Acara ini akan dilaksanakan di beberapa kota seperti Jakarta pada 4 November 2023, lalu di Solo pada 10 November 2023 di Lokananta, lalu Kota Ambon pada 18 November 2023, dan puncaknya pada bulan Februari 2024 di Jakarta.
Simak Video "Video: Antusiasme Mutia Ayu Ikut Konser Hologram Glenn Fredly"
(fbr/mau)