Doel Sumbang merupakan penyanyi legendaris asal Bandung. Ia muncul dengan lagu-lagu balad sejak era 80-an.
Kemudian di era 90-an, lagu-lagunya tentang kritik sosial berubah menjadi Pop Sunda. Namanya besar dengan lagu-lagu yang viral bahkan sebelum ada media sosial kala itu di Jawa Barat.
Kini di era internet, Doel Sumbang tak kehilangan pamornya. Ia belakangan bahkan menjadi perbincangan karena lagu berjudul Runtah yang dirilis pada 2007.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu tersebut dinyanyikan kembali oleh Azmy Z yang merupakan penyanyi muda. Banyak yang bertanya-tanya apa sebenarnya arti di balik lagu Runtah. Berikut liriknya:
Panon na alus, irung alus, biwir alus
Ditempo ti hareup, ti gigir meuni mulus
Ngan hanjakal pisan kalalakuan siga setan
Gunta-ganti jalu teu sirikna unggal minggu
Naha kunaun nu geulis loba nu bangor
Naha kunaon nu bangor loba nu geulis
Sigana mah ngarasa asa aing hade rupa
Bisa payu ka sasaha tungtung na jadi cilaka
Kulit kelir koneng cangkang cau
Huntuna bodas tipung tarigu
Biwir beureum, beureum jawer hayam
Panon coklat kopi susu
Ngan naha atuh beut di mumurah
Geblek hirup daek jadi runtah
Ulah banggga bisa gunta ganti jalu
Komo jeung poho di baju
Baca juga: Peran Doel Sumbang di Balik 18+ |
Arti dari lagu tersebut begitu lugas tentang perempuan bermata cantik, berhidung cantik dan bibir yang cantik. Perempuan itu dilihat dari sisi mana pun tetap memancarkan kecantikannya.
Kulitnya kuning seperti kulit pisang, giginya putih layaknya tepung. Bibirnya merah seperti jengger ayam dengan mata yang cokelat.
Tapi, perilakunya dianggap tidak baik dengan bergonta-ganti pasangan setiap minggu. Ia kemudian bertanya mengapa perempuan cantik banyak yang nakal. Apakah karena merasa cantik?
Doel Sumbang bangga karena lagu tersebut kini bisa kembali dinikmati publik setelah 27 tahun. Tapi, ia juga mendapat tekanan karena lirik Runtah yang disampaikan seperti merendahkan martabat perempuan.
"Lagu Runtah ini bukan semata-mata saya membenci kaum perempuan, justru saya sangat mencintai perempuan dan menghormati perempuan. Karena ibu saya perempuan, istri saya perempuan, anak saya perempuan," ucap dia di Majalengka, Minggu (23/10/2022).
"Lagu ini tercipta karena saya prihatin dengan keadaan saat ini. Saya harap lagu ini bisa menjadi 'pepeling' bagi kaum perempuan," kata dia menambahkan.
Baca Berita Lengkapnya di detikJabar
(nu2/nu2)