Taylor Swift benar-benar marah pada Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena kasus kematian George Floyd. Dia pun menumpahkan kekesalannya lewat Twitter.
Awalnya, Trump membuat cuitan kontroversial berisi ancaman menembak penjarah di demonstrasi memprotes kematian George Floyd. George Floyd tewas setelah lehernya ditekan seorang polisi dan peristiwa ini memicu gelombang demonstrasi di AS yang berujung penjarahan.
Cuitan Trump sendiri sudah disembunyikan oleh pihak Twitter dan diberi label 'mengagungkan (glorifikasi) kekerasan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taylor Swift mengecam cuitan Trump itu. Dia menyinggung kebijakan-kebijakan Trump yang selama ini seakan membiarkan rasisme.
"Setelah menyulut api supremasi kulit putih dan rasisme selama pemerintahan Anda, Anda punya keberanian untuk berpura-pura punya superioritas moral sebelum mengancam dengan kekerasan," tulis Taylor Swift.
Dia mengutip cuitan Trump yang berbunyi 'ketika penjarahan dimulai, penembakan juga dimulai'. Bagi Taylor Swift, pandangan itu tak bisa dibenarkan.
Dia berpendapat Trump tak boleh melaju ke periode kedua pemerintahan sebagai presiden. Pelantun 'Blank Space' ini berharap Trump tidak terpilih lagi pada Pemilu di bulan November 2020.
"Kami tak akan memilihmu bulan November nanti," ungkapnya.
Hingga kini, cuitan Taylor Swift sudah diretweet lebih dari 390 ribu kali. Cuitannya juga mendapat 1,8 juta likes. Ini merupakan cuitan Taylor Swift dengan likes terbanyak.
(imk/dar)