Konser tersebut seharusnya digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Awalnya, konser itu direncanakan berlangsung pada 10 Juli 2020.
Akan tetapi, karena adanya pandemi virus Corona, konser itu diundur pada 14 November 2020. Sayangnya, takdir berkata lain. Sang pelantun 'Cidro' lebih dulu dipanggil Yang Mahakuasa.
Mengenai konser itu, pihak promotor mengaku dapat mengerti duka yang dialami pihak keluarga pria bernama asli Dionisius Prasetyo tersebut.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Dian Eka Yanto dari Garindo Media Tama mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum dapat mengumumkan apa pun dan membuat keputusan.
"Sampai saat ini saya belum bisa berkoordinasi dengan pihak manajemen karena kami harus mengerti kondisi keadaan manajemen beliau. Kami pun memahami sampai detik ini kami belum bisa menghubungi manajemen beliau," terangnya pada Selasa (5/5/2020).
Dian menambahkan, "Saya sendiri belum memikirkan apa pun karena ini benar-benar baru. Kami belum berani berspekulasi apa yang akan diperbuat. Tapi yang pasti, kalau ada update, kami hormati ya. (Kami) mengerti keadaan keluarga beliau."
Selaku promotor yang tengah bekerja sama dengan Didi Kempot, ia mengatakan mendapat kabar tentang meninggalnya pria kelahiran 31 Desember 1966 itu dari pihak keluarga dan berita.
Dirinya juga memiliki keinginan melayat ke Solo, Jawa Tengah. Akan tetapi saat ini tengah ada larangan dari pemerintah untuk bepergian ke luar kota.
Baca juga: Ini Kronologi Meninggalnya Didi Kempot |
"Saya kebetulan di Jakarta. Saya memikirkan apakah memungkinkan, karena ada instruksi pemerintah juga tidak boleh ke luar kota. Saya lagi mikir caranya, saya ada niat ke Solo, cuma saya berpikir caranya," tuturnya.
Didi Kempot meninggal dunia pada usia 53 tahun, hari ini, Selasa (5/5/2020), di RS Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah, pada pukul 07.45 WIB.
Semasa hidupnya, ia dijuluki sebagai The Godfather of Broken Heart karena sejumlah karyanya, yakni 'Cidro', 'Stasiun Balapan', 'Sewu Kuto', hingga 'Layang Kangen'.
(srs/doc)