Cari Kegiatan Baru di Tengah Pandemi, Permintaan Alat Musik di Australia Meroket

Cari Kegiatan Baru di Tengah Pandemi, Permintaan Alat Musik di Australia Meroket

ABC Australia - detikHot
Jumat, 24 Apr 2020 11:12 WIB
Permintaan Alat Musik di Australia Meningkat Namun Penjual Kesulitan Mendapatkan Barang
Foto: ABC Australia
Canberra -

Saat ini, permintaan di beberapa bisnis di Australia melonjak tajam dari para pembeli yang sedang menerapkan aturan 'stay-at-home' atau 'di rumah saja'.

Namun, tutupnya pabrik penyedia beberapa produk di China karena COVID-19 telah menimbulkan kesulitan bagi bisnis-bisnis ini untuk mengisi persediaan barang mereka.

Kendala ini dialami Wayne Evans, pemilik sebuah toko sepeda di Perth Utara yang berjarak tujuh menit menyetir dari pusat kota, yang teleponnya selalu ramai pelanggan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di situasi seperti sekarang ini, di mana orang-orang tidak bisa pergi ke gym, kolam renang, tempat bermain dekat rumah, orangtua dan anak-anak memilih untuk bersepeda."

Namun, di saat permintaan sepeda baru dan suku cadang meroket, Wayne justru merasa kewalahan karena harus menunggu stok barang dari China, yang habis di 'warehouse' atau gudang penyedia.

ADVERTISEMENT

"Kami harus menunggu mungkin sampai bulan Juni untuk melihat model sepeda terbaru. Sementara itu, ada kesenjangan tersedianya barang di pasar."

Warga Australia mulai bermusik di tengah krisis

Hal yang sama dialami Graham Hoskins, pemilik toko alat musik lainnya di Perth, yang jumlah penjualan produknya meningkat di tengah pandemi COVID-19.

"Ini bukan 'panic buying' [atau memborong barang karena panik]. Namun, memang sudah ada peningkatan drastis pada pembelian alat musik seperti keyboard, gitar, bahkan drum," kata dia.

"Orang-orang sedang mencari sesuatu [yang bisa dilakukan] untuk melalui masa sulit ini."

Namun, lagi-lagi, persediaan barang menjadi kendala. Suatu kali, Graham tidak dapat memperbaiki leher gitar pelanggannya yang rusak karena pabrik di China tutup dan tidak menerima panggilannya.

Keterbatasan stok barang ini menurutnya sudah kelihatan sejak bulan Februari, dan kini semakin parah.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.




(dar/dar)

Hide Ads