Virus tersebut diketahui memiliki tanduk-tanduk dari beberapa jenis asam amino untuk merekatkan diri ke sel reseptor manusia. Asam amino tersebut kemudian diletakkan pada nada berbeda oleh para ilmuwan tersebut.
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan, sonification. Hasilnya, panjang dan pendeknya nada serta volume bergantung pada asam amino tersebut, lurus atau keriting.
Setelah itu, musik berdurasi 110 menit pun tercipta. Isinya begitu kaya dengan berbagai instrumen, seperti lonceng dan seruling.
Sedangkan istrumen utama dari musik itu adalah koto, alat musik tradisional Jepang yang mirip kecapi di Indonesia.
Berikut musik yang dihasilkan dari virus Corona.
Karya tersebut sudah diumumkan oleh ilmuwan MIT tersebut di majalah Science pada pekan lalu. Meski terlihat sepele, mereka berharap musik tersebut bisa membantu ilmuwan lainnya menemukan kelemahan Sars-Cov-2 agar bisa segera menemukan obatnya.
Lebih jauh, mereka juga menyebut mengubah struktur virus ke musik diharapkan bisa memahami pola, variasi dan mutasi urutan protein virus corona baru itu.
(dar/doc)