Menanggapi pernyataan pihak The Recording Academy, kuasa hukum Dugan pun membantah hal itu. Menurutnya, tuduhan yang dilayangkan pada Dugan tidak benar.
"Dugan berulang kali mengajukan kekhawatirannya sepanjang masa jabatannya di yayasan (kepada bagian SDM) dan ia bahkan memberikan fokusnya pada persoalan keberagaman dan inklusivitas di rapat dewan," ungkap kuasa hukum Dugan.
Sedangkan klaim yang mengatakan Dugan disebut menuntut US$ 22 juta juga dianggap sama sekali tidak bernar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keduanya, ada intensi dari Dugan untuk membuat perubahan di tubuh The Recording Academy. Akan tetapi Dugan bergerak terlalu cepat dan tidak mencoba mengerti bagaimana cara kerja dan berjalannya organisasi itu yang telah langgeng selama ini.
Dugan juga dianggap enggan mendengarkan masukan dari karyawan lainnya. "Apa yang kami inginkan adalah perubahan tanpa adanya konflik," kata Albert.
Meski bersilat lidah, namun pihak Recording Academy mengatakan pihaknya akan mengutus tim independen untuk menyelidiki semua kasus yang dituduhkan oleh Dugan.
Dalam laporannya, Dugan menuduhkan adanya 'boys club' yang bekerja sama untuk memperkaya diri sendiri, merugikan perempuan dan memanipulasi pemungutan suara untuk pemenang Grammy.
Ia juga menyebut adanya tindakan pelecehan seksual yang dialami olehnya yang dilakukan oleh penasihat dan mantan anggota dewan yayasan, Joel Katz, dan pemerkosaan terhadap artis perempuan yang dilakukan oleh mantan CEO Grammy, Neil Portnow.