Digelar Minggu Depan, Grammy Penuh Konflik hingga CEO Digulingkan

Drama Jelang Grammy

Digelar Minggu Depan, Grammy Penuh Konflik hingga CEO Digulingkan

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Rabu, 22 Jan 2020 10:51 WIB
Foto: Grammy Awards 2020
Jakarta - Malam penganugerahan yang menjadi acara puncak dari penyelenggaraan Grammy Awards 2020 telah di depan mata. Akan tetapi kontroversi justru muncul ke permukaan.

Deborah Dugan yang sebelumnya menjadi CEO dari yayasan penyelenggara Grammy Awards, The Recording Academy, tiba-tiba saja digulingkan.

Setelah digulingkan dari jabatannya, Deborah Dugan -- yang merupakan CEO perempuan pertama dari The Recording Academy -- tidak mau tinggal diam dan memasrahkan nasibnya yang tidak diperlakukan adil begitu saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dugan langsung membuat laporan pada U.S. Equal Employment Opportunity Commission (EEOC) bahwa selama bekerja untuk Grammy, dirinya diperlakukan bias gender, diskriminatif dan seksis.

Dalam laporan protesnya pada EEOC, Dugan mendeskripsikan di dalam The Recording Academy terdapat apa yang disebut sebagai 'boys club'. Perkumpulan laki-laki tersebut bekerja sama untuk merugikan perempuan, memperkaya diri mereka sendiri dan memperkuat kedudukan mereka dalam yayasan tersebut.




Pada laporannya, Dugan juga mengaku telah mengirimkan surat pada kepala bagian sumber daya manusia (human resources/ HRD) di tempatnya bekerja bahwa ada konflik kepentingan yang besar dan tidak wajar di tubuh anggota dewan.

Konflik tersebut termasuk berhubungan dengan pemungutan suara untuk menentukan pemenang dari nominasi Grammy Awards serta pendekatan tata kelola dalam yayasan tersebut.

Surat tersebut dikirim Dugan pada 22 Desember 2019. Sedangkan Dugan 'didepak' dari Recording Academy pada Januari 2020, 10 hari sebelum malam penghargaan Grammy Awards ke-62 berlangsung di 26 Januari 2020.

Kuasa hukum Dugan, Douglas Wigdor dan Michael Willemin mengatakan dalam keterangan yang dilansir dari NPR, "Protes yang kami ajukan untuk National Academy of Recording Arts and Sciences (nama lengkap dari The Recording Academy) menyoroti adanya taktik yang sama dengan apa yang dilakukan menutupi kesalahan Harvey Weinstein (di dunia film)."

"Seperti yang kami duga, ada upaya pelemahan pada Deborah Dugan dan upaya tersebut melanggar hukum. Praktik itu masih terus dilakukan bahkan setelah adanya gelombang #MeToo dan kami akan menggunakan berbagai cara untuk memastikan mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka."

Dalam laporannya, Dugan sekaligus membeberkan berbagai skandal lainnya yang terjadi di tubuh Grammy Awards, termasuk Neil Portnow, yang merupakan mantan CEO Grammy, pernah memperkosa seorang artis perempuan di New York serta Joel Katz, yang merupakan penasehat dan mantan ketua dewan Grammy, pernah melakukan pelecehan seksual padanya di Mei 2019.




Deborah Dugan diumumkan akan mengepalai Grammy pada Mei 2019 dan diangkat secara resmi untuk menduduki jabatannya pada Agustus 2020.

Sebelumnya, ia aktif dalam organisasi Red selama delapan tahun. Organisasi tersebut merupakan lembaga yang salah satunya digagas oleh Bono 'U2' dan berfokus pada penanggulangan AIDS dan penyakit lainnya di Amerika Serikat.

Kehadiran Deborah Dugan dalam The Recording Academy pada awalnya diharapkan dapat membawa harapan baru dan membuat perubahan ke arah yang lebih baik dan ramah terhadap segala gender terhadap dunia musik dan ajang Grammy Awards.


(srs/dar)

Hide Ads