Empat Fase Kunto Aji dalam 'Mantra Mantra Live ++'

Empat Fase Kunto Aji dalam 'Mantra Mantra Live ++'

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Kamis, 19 Des 2019 08:36 WIB
1.

Empat Fase Kunto Aji dalam 'Mantra Mantra Live ++'

Empat Fase Kunto Aji dalam Mantra Mantra Live ++
Foto: Konser Kunto Aji (Saras/detikcom)
Jakarta -

"Semua orang pernah merasakan kehilangan, beberapa orang melewatinya dengan berat. Tapi bagaimana kita bisa menghargai masa lalu, menghargai pertemuan, dan akhirnya bisa tersenyum dengan kenangan," ucap Kunto Aji.

Sekejap, suasana dalam hall tempat berlangsungnya konser pun terasa haru. Terdengar gesekan biola dan secercah sinar mulai menerangi beberapa pemain biola berdiri di beberapa titik pada bagian tribune.

Terdengar isak tangis dari beberapa penonton ketika lagu 'Pilu Membiru' mulai dibawakan. Malam itu, Kunto Aji sepertinya memang sengaja ingin menyentuh perasaan para penontonnya.

Empat Fase Kunto Aji dalam 'Mantra Mantra Live ++' Foto: Konser Kunto Aji (Saras/detikcom)



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti pesan yang berulang kali ia sampaikan lewat rentetan album, penampilan panggung, video klip hingga kampanye-nya di media sosial, ia ingin pendengarnya bisa menyadari pentingnya isu kesehatan mental. Hal itu pula yang ia bawa dalam konsernya semalam.

Album kedua dari Kunto Aji yang berjudul 'Mantra Mantra' (2018) tahun ini telah satu tahun dirilis. Untuk merayakannya, Kunto Aji menggelar konser bertajuk 'Mantra Mantra Live ++' yang berlangsung di Hall Basket, Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (18/12/2019) malam.

Bagi yang telah mengikuti Kunto Aji sejak merilis album kedua tentunya tidak asing dengan konsep 'Mantra Mantra Live' yang selalu dibawanya dari panggung ke panggung selama setahun belakangan.


Bagai menyadari bahwa 'mantra' mungkin bisa saja kehilangan kesaktiannya bila dirapal berulang kali, maka malam kemarin, Kunto Aji membuat formula baru, meskipun tetap serupa, bagi 'mantra'-nya dalam 'Mantra Mantra Live ++'.

Konser itu dibuka dengan 'Sulung'. Di akhir lagu, Kunto Aji keluar panggung dengan mengenakan baju hitam. Ia melambaikan tangan yang disambut oleh teriakan penonton.

'Jakarta Jakarta', 'Konon Katanya', dan 'Akhir Bulan' menjadi lagu selanjutnya yang dilantunkan. Selain pemilihan repertoire, hal menarik untuk disimak lainnya dalam konser semalam adalah adanya wajah bulan purnama sebagai gambar latar di panggung, serta semburat warna-warna yang menjadi cahaya dari tata lampu panggung.


'Mantra Mantra Live ++' dibagi dalam empat fase. Menjelang pembukaan fase kedua, praktisi pemulihan batin, Adjie Santosoputro hadir di panggung. Ia menjelaskan bahwa lewat konser ini, dirinya dan Kunto Aji ingin mengajak yang menonton untuk menyadari pentingnya kesehatan mental dan menempatkan konser ini sebagai uluran tangan bagi mereka yang memiliki masalah dalam kehidupan.

"Teman-teman diajak untuk memberikan ruang pada diri sendiri sehingga bisa menerjemahkan dan menikmati ramuan konser ini," katanya.

Adjie melanjutkan, "Perasaan bukan untuk dilawan, bukan untuk dikendalikan, untuk pulih dari perasaan, perasaan hanya perlu kita jadikan teman.

Memasuki fase kedua, tulisan, "Saudade merupakan kerinduan dalam diri manusia," terpampang di layar. Benar saja, lagu 'Saudade' menjadi rapalan 'mantra' selanjutnya.

Rupanya selain membawakan lagu dari album kedua, lagu-lagu dari album 'Generation Y' (2015) juga turut dinyanyikan. 'Amatiran', 'Suara', 'Ekspektasi', dan 'Mercusuar', 'Pengingat', hingga 'Rancang Rencana' menjadi lagu-lagu yang dibawakan selanjutnya.

Multiple Page #1

0
" alt="Empat Fase Kunto Aji dalam 'Mantra Mantra Live ++' " class="p_img_zoomin" />Foto: Konser Kunto Aji (Saras/detikcom)



Menjelang akhir acara, tepat setelah 'Pilu Membiru' dibawakan, Adjie Santosoputro mengajak penontonnya untuk hening sejenak. Mereka diminta memejamkan mata, mendoakan orang-orang yang tidak bisa mereka temui dan orang-orang mereka cintai.

Di akhir sesi meditasi itu, Adjie pun mengajak penonton mendoakan dan memeluk diri mereka sendiri. Rasanya meditasi memang kurang khidmat bila dilakukan di hall dengan banyak sekali penonton.

Beberapa penonton yang datang ke konser karena tersentuh oleh lirik dari lagu-lagu Kunto Aji memang melakukannya dengan sungguh-sungguh, namun tidak bisa dipungkiri ada beberapa penonton yang memang datang ke konser untuk bersenang-senang. Sehingga tidak semua melakukannya dengan sungguh-sungguh dan malah mengobrol berbisik.

Nyatanya, meski dilakukan dalam ruangan yang begitu besar dengan begitu banyak orang, beberapa penonton yang bersungguh-sungguh melakukannya tetap terlihat meneteskan air mata. Artinya, 'matra' Kunto Aji masih sakti, tergantung pada siapa yang menerimanya.

'Rehat' dibawakan setelah sesi hening tersebut. Rangkaian konser tersebut ditutup dengan lagu bungsu dan tulisan pada layar yang berbunyi, "Terima kasih sudah berjuang sampai sekarang."



Isu kesehatan mental adalah perihal yang rumit. Kita akan melakukan penyederhanaan berlebihan bila kita menyebut apa yang dilakukan oleh Kunto Aji sebagai terapi pemulihan. Sebab seseorang dengan kondisi kejiwaan tertentu tidak akan bisa pulih hanya dengan menonton konser semalam.

Namun apa yang dilakukan oleh Kunto Aji adalah hal yang perlu diacungi jempol. Mereka berhasil membumikan isu kesehatan mental sehingga bisa diterima banyak orang dan dibicarakan sepanjang tahun oleh para penggemarnya.

Ada ajakan yang kuat yang dipertontonkan dalam konsernya. Ajakan untuk menerima bahwa hidup tidak pernah lepas dari masalah dan bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa terlaksana, sekaligus ajakan untuk bersama-sama mengikhlaskan dan memaafkan diri sendiri.

Multiple Page #1

0
" alt="Empat Fase Kunto Aji dalam 'Mantra Mantra Live ++' " class="p_img_zoomin" />Foto: Konser Kunto Aji (Saras/detikcom)



Barangkali dengan ajakan untuk bersama-sama melegakan batin lewat musik tersebut tidak bisa sepenuhnya menyembuhkan, namun hal itu membuat penonton setidaknya merasa tidak sendirian.

Pada akhirnya, seberapa ampuhnya 'mantra' memang tergantung pada siapa yang menerima dan bagaimana penerimaannya. Mungkin tidak semua yang datang merasakan efek yang sama. Akan tetapi, beberapa penonton tampak keluar dari ruang konser dengan ekspresi yang lega, minimal mereka merasa terhibur.

'Mantra Mantra Live ++' terbilang persembahan yang manis. Semanis pesan dalam albumnya dan Kunto Aji yang menyalami penggemarnya yang teriak histeris dari balik pagar dan meminta mereka pulang karena malam sudah larut seusai konser.


Hide Ads